Langsung ke konten utama

Tentang Kelengkapan Laboratorium Hingga Segitiga Ideal

Pernah kah anda menghitung harga satu lembar kertas tissue yang anda gunakan? Kalau belum, coba anda hitung dengan cara membagi harga tissue yang anda beli dengan jumlah helai kertas tissue yang didapatkan. (Ga ada kerjaan amat siih. Hehehe) Hari ini saya menghitung kertas tissue yang ada dalam foto di bawah ini:
Kimtech Tissue
Tahukah anda berapa harga per lembarnya? Harganya adalaaaahh (jreeeeng jreeng jreeeng) 170 KRW atau jika diasumsikan 1 KRW= 11 IDR maka harganya sama dengan Rp. 1.870,- Ya harganya segitu, jangan heran ya (entah karena kemahalan atau begitu murah, tapi bagi saya sih, Muahaal bingiiit) hehehe. Tissue ini adalah salah satu bahan “sepele” yang digunakan dalam keseharian kami beraktivitas di laboratorium. Kami mengunakannya untuk mengelap beberapa alat praktikum dan beberapa bahan uji yang membutuhkan pengeringan yang baik.Saya menemukannya baru ketika di negeri ini (korea .red), padahal dunia laboratorium bukan lah hal asing bagi saya di Indonesia.hehe

Yang ingin saya sampaikan melalui tulisan ini bukanlah tentang kehebatan tissue tersebut tetapi kehebatan negeri ini dalam mendukung aktivitas penelitian bagi para penelitinya terutama melalui dukungan dana yang tidak sedikit. Tissue kimmtech di atas hanyalah salah satu contoh betapa bahan atau peralatan yang mahal akan tetap dibeli demi suksesnya riset-riset yang dilakukan di negeri ini.
Kalau boleh saya bercerita, saya memiliki beberapa foto lain yang ada di laboratorium kami yang harga belinya (bagi saya dan mungkin anak-anak yang pernah ngelab di Indonesia dulu) tidak murah. Berikut diantaranya.
Diamond Suspension dengan harga 200.000KRW/botol
Diamond suspension itu biasa digunakan untuk polishing penghalusan permukaan sample uji. Saya menjadi teringat ketika praktikum S1 dulu, hanya mengetahui nama dan fungsi bahan tersebut dari modul praktikum, karena ketika kami melakukan praktikum, laboratorium kami di Indonesia belum mampu membelinya. :D. Kemudian benda ini juga


Latex gloves



Yaah, ini adalah gloves (sarung tangan karet) yang semua orang tahu dan biasa menggunakannya, tak terkecuali di Indonesia, bedanya adalah jika saya dulu menggunakan satu pasang glove ini untuk beberapa kali pemakaian atau menunggu hingga berubah warnanya karena efek zat kimia dan lain-lainnya, maka disini, di laboratorium saya ini, hanya digunakan sekali pakai dan mungkin hanya hitungan menit penggunaanya. Awalnya (dan hingga hari ini)  saya tidak sepakat dengan penggunaan seperti ini, selain karena buang-buang duit juga karena tidak baik untuk lingkungan.#tsaaah. Tapi berbeda dengan dengan laboran lainnya (terutama orang Korea). Apa buktinya kalau glove ini begitu mudah untuk dibuang disini?? Berikut penampakan tumpukan sampah glove yang ada di lab saya.

Tempat pembuangan gloves
Tumpukan Gloves
Itu hanya beberapa kecil bahan pendukung aktivitas lab yang begitu sangat mudah dan (sepertinya) murah yang digunakan di semua laboratorium di Korea. Instrument lainnya? pastinya lebih banyak. Sebut saja mesin Scanning Electron Microscopy (SEM), kalau di Negara saya hanya bisa di hitung jari (Yang saya tahu hanya ada di UI, ITB dan lembaga penelitian seperti LIPI dan BATAN) sedangkan di kampus saya (Yeungnam University) saja ada 3 mesin SEM dan kabarnya setiap kampus di negeri ini tidak jauh beda jumlah inventaris yang dimilikinya dari kampus ini. Jadi dipastikan jari kita tidak cukup untuk menghitung berapa jumlah mesin analisa material yang sangat penting itu di negeri Korea ini. Hehehe. (Semoga Indonesia segera menyusuul untuk memiliki fasilitas dengan jumlah dan kualitas seperti itu. Aaamiin)

Lalu kenapa support penelitian di Korea begitu baik? Sebelum datang ke negeri ini, saya pernah memprediksi terkait kemajuan riset di negeri ini melalui tulisan berikut. Dan setelah hampir 2 semester di negeri ini, ternyata tebakan saya ada benarnya :D . Riset di sini didukung tidak hanya oleh (dana) pemerintah tetapi juga oleh industri - industri yang ada. Dalam riset yang saya telah, sedang dan akan saya lakukan, saya mengetahui bahwa biaya riset yang kami lakukan didukung oleh 50% dari pemerintah dan 50% lainnya dari industri. Mekanisme ini menjadi simbiosis mutualisme bagi dunia pendidikan, pemerintah dan dunia industri. Bagi dunia industri mereka akan mendapatkan keuntungan berupa Riset and Development yang dapat mengembangkan produk mereka namun dengan harga yang relative murah, bagi dunia pendidikan implementasi ilmu menjadi sangat nyata karena aktivitas penelitian yang dilakukan langsung teraplikasikan dalam dunia industri, sedangkan bagi  pemerintah sudah jelas selain menghidupkan produktivitas industri di negeri ini juga menumbuhkan generasi yang terampil dan terdidik yang siap mengisi dan mengimprovisasi segala jenis produk yang negeri ini hasilkan. Maka korelasinya adalah jangan heran kalau industry seperti Samsung, Hyunday, LG, Posco dan lain-lainnya berkembang begitu pesaat. Sebuah segitiga ideal yang harus segera ditiru oleh Negara kita. Semoga terkabul doa-doa kita. Aaamiin J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Second Level CMAS Diving License

Beberapa waktu lalu kembali mendpatkan kesempatan untuk melatih skill diving bareng teman-teman teknik. Ini adalah program kelanjutan "naik tingkat" setelah beberapa bulan sebelumnya mengikuti pula pelatihan untuk mengambil basic diving. Sama seperti basic diving yang di dapat dulu, sebelum terjun langsung ke laut, kami digojrot dulu di kolam renang sehari sebelumnya, full dari pagi sampai sore. Dilatih dasar berenang, bernafas, menahan nafas, memasang alat dan lain sebagainya. Yang berbeda untuk second level ini kami mengambil license dari POSSI ( Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia) yang menginduk pada organisasi international CMAS (Confederation Mondiale Activities Subacuatiques) sedangkan ketika first  level kami dapat dari SSI(Scuba Skill International). Bedanya apaa?? Saya juga tidak tahu banyak, sedikit penjelasan yang saya tahu bahwa kalau SSI biasa digunakan oleh orang yang ingin menagabil license "hanya" sekedar untuk selam hiburan dan l

Surface Hardening

Untuk merefresh kembali materi kuliah ketika S1 dulu, saya ingi mengulang kembali beberapa materi yang mungkin nanti akan jadi makanan keseharian saya di laboratorium pengembangan paduan (Alloy Development) di Yeungnam University ini. Materi pertama yang ingin saya review adalah tentang proses pengerasan pada permukaan material. Beberapa hal yang menjadi alasan untuk melalkukan surface treatment diantaranya sebagai berikut : -        Menaikain ketahanan Aus -        Menaikkan kekerasan permukaan hingga sedalam 0,1 -0,5 mm -        Menambah ketahanan permukaan terhadap beban mekanis -        Memperbaiki ketahanan fatik Proses pengerasan pada material dapat dibagi menjadi 2 macam penggolongan yakni pengerasan secara termal/ selective heat treatment dan secara termokimia . Berikut adalah penjabaran dari masing-masing jenis pengerasan tersebut. A. Termal/Selective Heat Treatment Proses selective heat treatment dilakukan dengan beberapa prosedur yakni material ya