Week end kemarin untuk pertama kalinya nonton
film di bioskop di negeri ini (Korea .red).
Awalnya agak skeptic dengan kemungkinan film yang ditonton, yakni kemungkinannya
adalah kalau ga menarik isi filmnya maka bisa jadi film yang ditonton di dubbing dengan bahasa Korea.Hahaha, Kalau
yang kemungkinan kedua ini terjadi maka failed
banget dah nonton perdana saya di negeri ini.hahaha (Maklum hanya baru bisa
bilang “gamsahamnida”, “arayo” dan “mulayo” doang. heuheuheu)
Film
yang saya tonton adalah Interstellar. Film ini menceritakan
tentang perjalanan yang dilakukan ilmuwan-ilmuwan NASA menuju planet Mars dan
bersinggungan dengan black hole atau
sering disebut juga mesin antar waktu. Mungkin film seperti ini bukanlah jenis film
pertama yang menceritakan kehidupan dan kondisi alam di Mars dan di ruang antar
galaxy tetapi film ini menjadi menarik karena di dalam nya digambarkan
fenomena-fenomena fisika dengan beberapa kali menampilkan rumus dan teori
relativitas waktu, Sebuah postulate
dahsyat yang tercetus di akhir abad 20 ini. Maka bagi anda yang minimal pernah
berkenalan dengan pelajaran fisika apalagi pecinta fisika, sangat cocoklah film
ini untuk disimak. :D
Salah satu adegan
yang membuat saya muter-muter fikirannya adalah ketika adegan yang
menggambarkan masa yang hanya beberapa
jam di planet Mars ternyata sama dengan 23 tahun 4 bulan sekiaan hari di bumi (sejujurnya saya lupa detail
lengkapnya). Aah mendengar perbincangan itu, langsung bulu kuduk saya merinding
dan tetiba pengen nangis karena saya teringat dengan salah satu ayat Al-Quran
yang kebetulan sedang sering beberapa hari terakhir dibaca. Fikiran saya
meresapi ayat ke 4 surat Al-Maarij (Surat ke 70) yang bunyi dan terjemahannya
sebagai berikut :
Ya,
ayat tersebut dengan gamblang menyatakan bahwa jarak tempuh malaikat (yang tercipta dari
cahaya) ketika menghadap kepada Allah SWT adalah satu sehari dimana dalam perhitungan manusia sama dengan 50.000 tahun.
Saya menjadi semakin yakin tentang relativitas waktu dan menyadari sedikitnya jatah waktu kita untuk hidup di bumi ini.
Saya
tidak tahu seperti apa nanti setelah meninggal dunia, sama seperti halnya
ketidaktahuan saya tentang situasi peradilan di padang mahsyar ataupun masa
ketika kita mendapat nikmat di Surga maupun mendapat azab di Neraka ( yang
terakhir semoga kita terlindung dari nya.Aamiin), karena yang bisa saya percayai
dan imajinasikan dari berbagai literature dan keterangan, baik Alquran maupun
hadits, adalah masa itu begituu paaaanjang
dan bisa dibilang tak terhitung bilangnya jika dibandingkan dengan waktu kita
di dunia ini.
Saya
semakin yakin pula dan mencoba terus untuk selalu berada dalam kesadaran, bahwa
saya hanya sementara di dunia ini dan akan ada perjalanan lebih lanjut dan
lebih panjang masa nya setelah kehidupan ini. Berharap dengan kesadaran yang
terus dijaga akan sedikitnya waktu yang dimiliki, menjadikan diri ini selalu
berbuat terbaik dan bermanfaat bagi orang lain dan semoga penciptaan saya (dan
anda tentunya) sebagai makhluk yang ditugaskan untuk beribadah kepada Rabbul ‘Alamiin
bisa kita jalankan dengan sebaik-baiknya.
Terimakasih
interstellar, kau telah mengajak diri ini untuk berfikir dan merenung tentang
kebenaran yang nyata tertulis dalam kitab pedoman kami.
wah .. seru :D masyaAllah ya qaq.
BalasHapusannyonghaseo qaqa.. apa kabar disana, hehe
Kapan ke Mars? #lho haha
Annyoong Kakak Suryadi..
HapusNyook nyusul kemari :)..Kabar Alhamdulillah baik, masih berusaha menyaingi kegantengan ente Sur :p...
Pesawat saya mau ke pelaminan dulu bukan ke Mars.#laah.haha