Langsung ke konten utama

Kenalan dengan Aluminium dan paduannya (1)

      A. General Information

Aluminium adalah salah satu jenis logam paling melimpah di kulit bumi, jumlahnya mencapai 9% dari komposisi mineral yang ada di bumi. Tapi karena kestabilannya yang memebentuk  ikatan unsure keramik  Al2O3  yang sangayt kuat ikatannya aluminium sulit sekali dimurnikan, baru ditahun 1880 teknik pemurnian aluminium ditemukan dengan menggunakan hall process, yakni mengunakan konsep electro plating pada suhu tinggi.

Aluminium memiliki density yang cukup rendah yakni 2.70, jika dibandingkan dengan Besi (Fe) = 7.87 atau Titanium (Ti)= 4.54, sedangkan density logam lainnya Lithium (Li)= 0.534, Magnesium (Mg) = 2, Carbon Nano Tube (CNT)= 1,2. Sedangkan secara umum sifat lain dari logam aluminium maupun paduannya adalah :

- Ketahanan korosi yang baik, pada umumnya Aluminium memeiliki ketahanan yang baik pada lingkungan atmosfiric standar tapi cenderung kurang baik kemmapuan korosinya pada lingkungan asam dan alkalis.

- Daya hantar listrik dan panas yang baik

- Tidak memiliki sifat ductile britle transition (DBT) yakni sifat perubahan mechanical properties yang drastic pada saat suhu cryogenic. Salah satu alas an yang menyebabkan sifat ini adalah karena crystal structure dari aluminium yang berbentuk Face Center Cubic (FCC)

- Memiliki mampu bentuk yang baik (workable), cocok dibuat dengan berbagai  metal froming process.

- Secara alami memiliki keindahan secara fisik (good looking)

- dapat dengan mudah di daur ulang


B. Produksi

Proses produksi aluminium dari mineral nya, terbagi menjadi dua tahap yakni proses bayer dan proses Hall. Proses Bayer bertujuan meningkatkan kadar aluminium dari mineralnya. Mineral yang paling umum digunakan adalah mineral bauksit. Komposisi dari bauksite kurang lebih sebagai berikut 10-30 % iron oxide, 4-18 % Silica, 2-5 % Titania, sisanya adalah Alumina.

Proses Bayer dimulai dengan merseaksikan bauksite dengan NaOH

Al2O3 (Crude) + 2NaOH  -- > 2NaAlO2 + H2O + residu  at 160 – 170 0C

2NaAlO2 biasa disebut dengan red mud (lumpur merah) karena warnanya merah sebagai akibat tingginya kandungan hematite (Fe2O3) dan silica. Kemudian proses dilanjutkan pada suhu ruang 25-30 0C.

2NaAlO2 + 2 H2O -- > Al(OH)3 + NaOH  .
 Reaksi tersebut menghasilkan endapan berupa aluminium tryhidrat. Kemudian  Al(OH)3  dipanaskan hingga suhu 1100-2050 0C (calcinations process).

Al(OH)3 -- > Al2O3. Dengan kemurnian 99.6% dan pengotor lainnya berupa 0.04% fertic oxide, 0.05% silica, 0.08% Sodium oxide. Sampai tahap ini proses selanjutnya adalah proses Hall.
Hall process memiliki konsep reaksi berupa electrolysis process dengan mengunakan electrode carbon, baik di anoda maupun katoda nya. Selain itu untuk electrolit nya digunakan pula pencampur berupa cryolite (Na3AlF6). cryolite (Na3AlF6) pada suhu 1000 0C dapat mendissolve 19-22 % alumina.

C : AlF63- + 3 e- -- > Al + 6F-
A: 2 Al2OF62- + C + 12 F- -- >4 AlF63-+ CO2 + 4e-
2 Al2O3 + 3C -- > 4 Al  + 3 CO2

Hasil yang didapat pada proses Hall ini adalah berupa deposit aluminum cair di katoda da oksigen di anoda yang bereaksi dengan electrode (carbon) menghasilkan CO atau/dan CO2 . Melalui proses elektrolisis ini akan didapat aluminium dengan kemurnian 99,5% Secara kalkulasi untuk menghasilkan 1 Kg aluminum dibutuhkan 15 -18 kWh listrik. Oleh karena itu konsumsi listrik pada proses produksi listrik sangat besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Second Level CMAS Diving License

Beberapa waktu lalu kembali mendpatkan kesempatan untuk melatih skill diving bareng teman-teman teknik. Ini adalah program kelanjutan "naik tingkat" setelah beberapa bulan sebelumnya mengikuti pula pelatihan untuk mengambil basic diving. Sama seperti basic diving yang di dapat dulu, sebelum terjun langsung ke laut, kami digojrot dulu di kolam renang sehari sebelumnya, full dari pagi sampai sore. Dilatih dasar berenang, bernafas, menahan nafas, memasang alat dan lain sebagainya. Yang berbeda untuk second level ini kami mengambil license dari POSSI ( Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia) yang menginduk pada organisasi international CMAS (Confederation Mondiale Activities Subacuatiques) sedangkan ketika first  level kami dapat dari SSI(Scuba Skill International). Bedanya apaa?? Saya juga tidak tahu banyak, sedikit penjelasan yang saya tahu bahwa kalau SSI biasa digunakan oleh orang yang ingin menagabil license "hanya" sekedar untuk selam hiburan dan l

Tentang Kelengkapan Laboratorium Hingga Segitiga Ideal

Pernah kah anda menghitung harga satu lembar kertas tissue yang anda gunakan? Kalau belum, coba anda hitung dengan cara membagi harga tissue yang anda beli dengan jumlah helai kertas tissue yang didapatkan. (Ga ada kerjaan amat siih. Hehehe) Hari ini saya menghitung kertas tissue yang ada dalam foto di bawah ini: Kimtech Tissue Tahukah anda berapa harga per lembarnya? Harganya adalaaaahh (jreeeeng jreeng jreeeng) 170 KRW atau jika diasumsikan 1 KRW= 11 IDR maka harganya sama dengan Rp. 1.870,- Ya harganya segitu, jangan heran ya (entah karena kemahalan atau begitu murah, tapi bagi saya sih, Muahaal bingiiit) hehehe. Tissue ini adalah salah satu bahan “sepele” yang digunakan dalam keseharian kami beraktivitas di laboratorium. Kami mengunakannya untuk mengelap beberapa alat praktikum dan beberapa bahan uji yang membutuhkan pengeringan yang baik.Saya menemukannya baru ketika di negeri ini (korea .red), padahal dunia laboratorium bukan lah hal asing bagi saya di Indonesia.

Surface Hardening

Untuk merefresh kembali materi kuliah ketika S1 dulu, saya ingi mengulang kembali beberapa materi yang mungkin nanti akan jadi makanan keseharian saya di laboratorium pengembangan paduan (Alloy Development) di Yeungnam University ini. Materi pertama yang ingin saya review adalah tentang proses pengerasan pada permukaan material. Beberapa hal yang menjadi alasan untuk melalkukan surface treatment diantaranya sebagai berikut : -        Menaikain ketahanan Aus -        Menaikkan kekerasan permukaan hingga sedalam 0,1 -0,5 mm -        Menambah ketahanan permukaan terhadap beban mekanis -        Memperbaiki ketahanan fatik Proses pengerasan pada material dapat dibagi menjadi 2 macam penggolongan yakni pengerasan secara termal/ selective heat treatment dan secara termokimia . Berikut adalah penjabaran dari masing-masing jenis pengerasan tersebut. A. Termal/Selective Heat Treatment Proses selective heat treatment dilakukan dengan beberapa prosedur yakni material ya