Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Mengapa Kuliah di Korea Selatan?

 Alasan mengapa saya kuliah S2 dan S3 di Korea Selatan. Simak video obrolan santai saya dengan Bu Boss ya. ^_^

New and Renewable Energy For the Social Justice (and Energy) For All Indonesian : A note about the Dream for My Lovely Country

Discussing energy it means also talking about human civilization. It has known the energy history always linear with the civilization that was created by the human. In the olden times, when our ancestors were living with the nomad era, biomass, or the energy that came from the tree, such as wood, is the only choice used. Wood was used for producing fire and light. By this fire, the required energy for living and safety factors, preventing the wild animal, was sufficient. Moving to the agriculture revolution era when humans were permanently lived in some areas and developed farming-field for their food consumption, wood is not only the one source of energy for humans. Wind energy, waterfall (hydropower), and the animals' power started to be used for helping daily activities. Plowing up the land and crushing the rice seed are examples of human activities in this era. Moreover, horse and donkey were used as a transportation medium. The era when wood became the primary source of ener

Dapat Ijazah Sarjana (S1) hanya dengan Rebahan

Wahai kaum rebahan time is yours. . Untuk menjadi pahlawan Indonesia kini bisa dilakukan hanya dengan rebahan. . Hanya dengan rebahan, gelar Sarjana Strata satu (S1) bisa diraih di tangan! --------------------------------------------------------------------------- Undangan meeting online via: zoom, skype atau media lainnya, upload tugas sekolah via group whatsapp atau media lainnya,   work from home (WFH) dan melakukan kordinasi teman sekantor hanya dengan duduk di ruang tamu atau bahkan tidak beranjak dari dalam kamar tidur adalah kondisi yang sering kita dengar dan terjadi hari – hari ini di sekitaran kita. Hal – hal tersebut terjadi tidak bukan dan tidak lain karena hadirnya Si Corona. Si primadona yang katanya mewakili siklus periode wabah 100 tahun-an itu. Maka datangnya Si Corona merubah banyak hal di tengah-tengah kehidupan kita. Kita dipaksa untuk melakukan inovasi untuk terus bisa berinteraksi. Termasuk diantaranya bekerja, menuntut ilmu dan mendapatkan

Persaudaraan (Melawan) Covid-19

Ketika tulisan ini dibuat saya baru saja membaca dari portal pemerintah Indonesia terkait informasi terkini pandemik Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Tercatat sebanyak 1.677 kasus positif   dan 157 orang meninggal dunia. Sementara itu hingga Selasa (31/03) tercatat pula ada 133 WNI yang tersebar di 20 negara dinyatakan positif terjangkit virus ini. Mari kita berdoa semoga yang terjangkit virus ini segala sembuh dan yang telah berpulang semoga tercatat sebagai “martir” yang kelak diganjar surga oleh-Nya.Aamiin Namun di tengah berita duka tersebut, selalu ada gelombang kabar baik yang muncul, beberapa diantaranya muncul dari WNI yang kini berada di Korea Selatan. Kabar baik pertama adalah hingga hari ini (02/04) -dan semoga hingga masa wabah ini berakhir-   tidak ada satupun WNI yang berdomisili di Korea Selatan positif terjangkit Covid-19. Jumlah WNI di Korea yang mencapai 40 ribuan orang, dipastikan dalam kondisi aman dari infeksi virus ini. Data tersebut telah dipastikan ole

Pemimpin Yang Lahir Dari Krisis

Alkisah pada suatu ketika ada seorang istri yang menyiapkan hadiah untuk dia berikan di hari ulang tahun suaminya yang jatuh diakhir bulan Oktober. Saking semangatnya menyiapkan hadiah, Si Istri sudah membelinya di awal bulan September.kkkkk. Belakangan si Istri bercerita, bahwa dia ingin memberikan surprise terbaik bagi suaminya di hari yang kata banyak orang “bersejarah”, sehingga perlu diingat dan dirayakan itu. Namun, rencananya batal. Hadiah yang seyogyanya diberikan di akhir Oktober sudah dia berikan hanya beberapa saat setelah barang yang dia beli secara online sampai di rumah. Alasan dia memberikan hadiah itu lebih awal kepada suaminya adalah karena dia melihat tampang suaminya yang terlihat sumpek dan sedang banyak fikiran mengurusi berbagai hal kehidupan, terutama problematika dalam mengatur amanah dari orang-orang disekitar suaminya. Dia berharap hadiah itu bisa menjadi obat penghilang wajah sumpek dan stress suaminya. Kepekaan melihat wajah suaminya kemudian melahi