Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Story About Love

Terkisah pada suatu masa dua sejoli telah menetapkan hari agung yang akan menjadi tonggak sejarah sepanjang hidup mereka. Hari agung yang didambakan oleh setiap makhluk bernyawa yang dianugerahi-Nya rasa cinta, hari agung yang membawakan kegembiraan bukan hanya untuk dua manusia tapi juga dua keluarga, hari dimana manjadi hari pentasbihan Sang Gagah menjadi raja dan Si Jelita menjadi ratunya. Hari pernikahan, kita menyebutnya. Diceritakan hari agung itu berjarak lebih dari 4 bulan lamanya dari masa pertemuan pertama antara dua sejoli tersebut. Sebuah pertemuan yang dimotori oleh seorang yang menjadi teladan bagi keduanya. 4 bulan adalah masa penantian yang tidak sebentar bagi Si Jelita karena dalam dirinya telah tumbuh benih harap untuk segera dididik  menjadi rekan yang siap menemani dalam pelayaran mengarungi lautan dunia. Namun bagi Sang Gagah, menyiapkan diri menjadi nahkoda yang tangguh dan menyiapkan segala perbekalan untuk berlayar, menjadikan rentang  4 bulan adalah perka

Tentang Sebuah Hati

Hati dalam bahasa arab disebut “qalb” yang artinya bolak – balik. Penamaan ini berdasarkan sifat dan karakteristik dari benda ini yakni suka bolak – balik, suka berubah – ubah. Maka tak ayal salah satu doa yang banyak dipanjatkan oleh umat muslim adalah “ Yaa Muqolllibal Qulub, Tsabit Qulubina ‘Alaa Diinika ” “ Wahai Sang pembolak – balik hati, tetapkanlah hati kami di atas agama Mu ”. Yaa, kita perlu memohon doa semoga hati kita selalu terpaut dan berada dalam lingkup agama Nya karena apabila hati ini dipalingkan dari agamanya maka sesungguhnya itulah bencana terbesar bagi kita. Ngomong – ngomong soal hati, pastinya masing – masing  dari  kita memiliki banyak cerita yang membenarkan sifat dari suka bolak – balik nya hati. Betapa ketika kita merenungi, kita terkadang dibuat nya tersenyum – senyum tersebab dari “lucu” nya hati kita berbalik arah akan suatu hal. Berbalik dari tadinya benci menjadi cinta ataupun sebaliknya. Pernah suatu ketika salah seorang teman bercerita per

(Semacam) Janji Untuk Anak - Anak Ku (Kelak)

Aaah tetiba ingin mengabadikan lewat tulisan apa-apa yang memutar di kepala. Sedikit ragu karena beberapa hal, tapi ya sudahlah  anggap sebagai self reminder :) Apa yang terfikirkan dan berputar di dalam kepala beberapa waktu ini adalah tentang bagaimana mendidik anak. Sering sekali mencoba mengikuti video – video tentang parenting, membaca-baca artikel dan kisah tentang mendidik anak,  mendengar cerita dari sahabat dan saudara tentang mendidik anak, hingga tidak jarang  melihat secara langsung bagaimana orang tua berinteraksi dengan anak – anaknya. Akumulasi dari proses itu menimbulkan banyak ide terkait pola dan bagaimana kelak saya ingin mendidik anak – anak saya. Insyaallah . :)  Sesekali mencoba mempraktekan sih apa yang dipahami kepada anak orang lain seperti anak kakak (ponakan) atau anaknya teman tapi ya karena bukan anak sendiri jadi belum sesuai dengan road map yang sudah dicanangkan. Azeeekk .Hahaha. Jika berbicara mendidik anak maka tuntunan agama kita sangat cantik

The Power of Meja Makan

Seberapa sering anda mendengar hal-hal besar ternyata bermula dari meja makan? Saya pribadi sangat sering sekali mendengarnya, baik itu dalam skala keluarga maupun sekala negara. Bagi anda pengamat dan pemerhati cara berpolitik Jokowi maka salah satu strategi Jokowi dalam memindahkan (aka menggusur) beberapa tempat di Solo ketika beliau menjadi Walikota disana maupun ketika masih menjabat menjadi gubernur Jakarta adalah politik makan bersama, politik meja makan. Bahkan yang paling seru dan paling anyar dari cara berpolitik meja makan Jokowi ini adalah ketika menghadapi isu demonstrasi besar-besaran dari mahasiswa-mahasiswa Jakarta dan sekitarnya, Jokowi pun menerapkannya dengan mengundang ketua-ketua BEM tersebut untuk datang ke Istana, makan bareng dan ngobrol bareng . Sebuah cara politik santun yang luar biasa dampaknya.Hehehehe Dilain kisah, saya pernah juga mendengar dan membaca kisah hidup Sri Mulyani, mantan menteri keuangan era SBY yang sekarang menjadi salah satu direktur

Untuk Mu, Penyeru Kebaikan Ku

Assalamualaikum Yaa Syaikh :) Betapa senangnya kami memiliki mu, berkumpul dengan mu, mendengar dan membaca kata-kata hikmah yang begitu meluncur indah dari lisan dan tulisan Mu. Terimakasih Syaikh karena Engkau telah menjadi pengingat bagi kami ketika kami lalai, menjadi pencerah ketika kami tidak tahu arah, menjadi pembimbing ketika kebimbangan menerpa. Terima kasih Yaa Syaikh. Syaikh, boleh kah Kami menyampaikan apa yang kami rasakan sekarang? Rasa yang ternyata telah menumpuk lama dalam hati-hati kami. Rasa yang ternyata timbunan dari apa-apa yang kami rasakan ketika Engkau mengantarkan kata-kata hikmah melalui lisan  dan tulisan Mu. Rasa yang awalnya kami rasa hanya sebuah perasaan sepintas saja yang akan hilang bersama jalannya waktu namun ternyata kini mengakumulasi menjadi sebuah kegundahan dalam hati-hati ini. Kegundahan yang mungkin akan segera menguap jika ini kami utarakan kepada Mu. Syaikh, izinkan kami untuk mereferensikan pada penggalan sebuah ayat Al-Quran untuk

Menyemai Kepasrahan di Awal hingga Akhir Sebuah Ikhtiar

Ada sebuah hal yang unik, yang perlu kita kuasai sebagai amunisi dalam rangka  me- manage tantangan, masalah dan kebingungan menentukan pilihan yang acap kali kita hadapi dalam kehidupan ini, amunisi itu adalah kepasrahan.  Definisi dari kepasrahan adalah bukan berarti diam tak bertindak lalu menunggu hal baru datang untuk mengganti hal yang lama, bukan itu. Karena sesungguhnya kepasrahan adalah sebuah tindakan yang dilakukan setelah menghabiskan tindakan – tindakan lainnya. Dalam bahasa agama kita mengenal tawakal sebagai sikap berpasrah diri atas apa yang telah dilakukan (ikhtiar) dan menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT.   Sepintas definisi ini benar dan memang tidak boleh disalahkan , tapi  definisi ini adalah definisi umum. Lantas adakah definisi lainnya tentang arti kepasrahan/tawakal ?  Beberapa waktu lalu saya berdiskusi dengan salah seorang guru SMA, guru SMA yang paling technocholic   dan paling visioner yang pernah saya kenal. Beliau juga merupakan guru, yang menurut

Ramadhan di Bumi Gingseng

Ramadhan selayaknya sesuatu yang spesial, kedatangannya selalu dinantikan dan  kehadirannya menjadi sangat diistimewakan bagi umat muslim di penjuru dunia, tidak terkecuali bagi muslim di Korea Selatan. Alhamdulillah, dakwah islam telah sampai di tanah Korea sejak  50 tahun yang lalu dan terus mengalami perkembangan hingga sekarang. Hari ini, berdasarkan informasi dari Korean Moslem Federation (KMF) jumlah muslim di negara yang berpopulasi 50 juta jiwa ini tercatat telah mencapai lebih dari 100.000 orang dengan sepertiga diantaranya adalah penduduk asli Korea sedangkan sisanya adalah para pendatang dari Pakistan, Indonesia, Bangladesh, India, Uzbekistan dan lain - lain yang sedang bekerja, berwirausaha maupun belajar di Korea. Indikasi lain dari terus berkembangnya islam di negeri Gingseng ini adalah semakin banyak nya masjid – masjid besar yang dibangun secara resmi oleh pemerintah Korea dengan bantuan berbagai pihak maupun masjid - masjid kecil (musholah) yang dibangun secara man

Bagaimanakah Jalinan Persahabatan Kita Eratkan (?)

Berteman dan memiliki sahabat baik adalah dambaan kita semua. Tidak hanya karena kita makhluk sosial yang memang membutuhkan orang lain tetapi juga dengan bersahabat kita bisa menyelamatkan agama kita. Bukan hal yang jarang kita dengar bahwa agama seseorang bisa terlihat dari agama kawannya, Pun jika kita memilih jodoh salah satu parameter yang bisa kita jadikan penilaian terhadap seseorang adalah sahabatnya, kita pun bisa membaca sebuah riwayat yang mengisahkan diangkatnya seseorang yang berada di dalam neraka oleh sahabatnya di dunia. Bagituu banyak faedah yang didapatkan dari persahabatan yang baik, persahabatan yang diikat karena landasan agama. Oleh karena itu, menjaga hubungan baik dengan sahabat adalah kunci bagi kita agar faedah – faedah itu kita dapatkan baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Lalu bagaimana kita bisa menjaga hubungan baik kita dengan sahabat kita, berikut nasehat dari Habib Zainal Abidin Al –Hamid tentang adab menjaga hubungan dengan sahabat:

Kitab Ta’lim Muta’alim di Negeri Korea : Refleksi Hari Guru

Jumat, 15 Mei 2015 merupakan kali kedua saya memperingatai Hari Guru di Korea Selatan. Setahun lalu untuk pertama kalinya saya mengenal adanya hari guru di Korea. Sejauh saya mengikuti dan mencari tahu tentang hari guru di Korea, maka kesimpulan yang saya dapat adalah hari ini begitu spesial bagi orang Korea. Yaa, anda akan melihat banyak murid – murid baik yang “mantan” mahasiswa aka sudah lulus ataupun masih berstatus mahasiswa berseliweran di area kampus dengan membawa berbagai macam bingkisan dan bunga untuk dihadiahkan kepada guru – guru nya. Setahun lalu saya sangat takjub dengan pemandangan seperti ini, bahkan ketakjuban saya semakin bertambah ketika meperhatikan jalanan di depan kampus dipenuhi oleh pedagang bunga, sebuah situasi yang hanya bisa dijumpai ketika masa wisuda. Tahun lalu ketakjuban saya akan “dispesialkannya”  hari guru di Korea, membuat saya berkicau di media twitter untuk menceritakan kekaguman ini.  Tahun ini, saya ingin berbagi cerita lebih panjang melalui

Kegilaan Yang Diinginkan Itu

Masih lekat diigatan saya doa yang pernah dipanjatkan dahulu yang kemudian  saya tuliskan dalam sebuah artikel  ketika masih ada di Indonesia dan sedang bersiap – siap berangkat ke Korea. Artikel itu adalah ini . Salah satu point dari alasan mengapa kuliah di Korea adalah karakter orang korea yang pekerja keras sehingga saya berasumsi jika saya ingin memiliki karakter  seperti itu, maka belajarlah dari orang Korea dengan langsung  pergi ke negerinya adalah cara terbaik untuk mendapatkannya. Doa itu pun terkabul dan ditunjukkan beberapa kali ketika saya sudah berada di negeri ini. Seperti yang terjadi dua hari dua malam terakhir, saya melihat “kegilaan“ itu. Betapa rekan – rekan satu laboratory saya hampir tidak tidur sepanjang dua hari ini. Mereka tinggal di lab untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Pagi hingga pagi lagi semua aktivitas dilakukan di laboratory bahkan untuk makan pun hampir selalu memanfaatkan delivery service . Sebuah kegilaan yang kadang saya rasa sudah akut b

Surga Itu Bernama Indonesia

Saya membaca judul curcol  kali ini merasa agak sedikit lebay walaupun sejujurnya saya sendiri sudah familiar mendengar kata-kata itu. Hasil ngelamun menyusuri jalan pulang dari kampus ke rumah meninggalkan inspirasi untuk menuliskan kata demi kata dalam curcol kali ini. Hari ini, bukan kali pertama saya melihat deretan bunga, khususnya bunga mawar, bermekaran sepanjang perjalanan pulang menuju  ke rumah dari rutinitas keseharian di kampus. Pun begitu dengan menu makan siang hari ini, sudah tak terhitung lidah ini mencicipi asam-kecut-pahitnya kimchi, sayur fermentasi khas Korea. Tapi ada hal yang berbeda semenjak makan siang hari ini hingga pulang malam tadi, coba meresapi setiap kunyah kimchi dan setiap lirikan mata pada deretan bunga -  bunga yang bermekaran itu, seperti ada yang berbeda dari biasanya ketika makan nya dibarengi rasa syukur dan jalan serta memandangnya diiringi dengan merenung. Ya, jika kita syukuri Indonesia adalah surga yang banyak orang cari, karena disa

Semesta Bertasbih

Ada yang syahdu sepanjang hari ini. Semilir angin tak biasanya menggelitik hati ini, seperti sedang membisikan dan mengabarkan kabar gembira yang dinanti-nanti Pun begitu dengan cuitan burung-burung kecil, berdendang bak gemuruh majelis dzikir di kala membaca lafadz tahlil. Pohon – pohon pun terlihat aneh, tersenyum malu-malu sambil menyeringiskan kuncup – kuncup bunga yang siap merekah. Bahkan senja pun bertingkah laku tak seperti biasanya, guratan senyum ceria nampak tergambar jelas di kuningnya langit sore ini, ditambah lagi alunan Adzan maghrib menjadi  backsound sendu pengantar bergulirnya matahari di kejauhan ufuk barat. Aaah bahkan bulan pun tak kalah mempesona, lengkungannya malam ini seolah menjadi pelengkap penyemangat hati yang sedang penuh dengan rasa takjub akan tasbih alam semesta hari ini. Semakin dalam menghirup udara malam ini, semakin ada rasa syukur yang menyelinap dalam dada. Disusul rasa harap bercampur ketenangan dalam  fikiran. Sempat tak paham

Biaya Hidup Ala Mahasiswa Indonesia di Korea Selatan

Tulisan ini terinspirasi karena beberapa waktu belakangan ini beberapa orang   menanyakan tentang Yeungnam University (YU)   dan bagaimana pola kehidupan anak rantau dari Indonesia yang kuliah di YU salah satu sebabnya karena tulisan saya tentang Mengapa Kuliah di Korea dan Proses kuliah di Yeungnam University . Selain itu tulisan ini juga seolah menjadi pengingat dengan apa yang saya lakukan sebelum memutuskan untuk pergi ke sini (YU red) yakni mencari tahu informasi selengkap-lengkapnya tentang kuliah dan hidup di Korea. Maka saya mencoba membuat semacam opini   tentang YU dan seluk beluknya hasil dari apa yang saya lakukan sendiri maupun hasil dengar dari kawan-kawan lainnya. Pertama ingin review dulu tentang YU. YU merupakan salah satu kampus swasta yang terletak di Kota Gyeongsan – Korea Selatan. Gyeongsan   merupakan kota kecil yang terletak di pinggiran kota Daegu, konon Daegu adalah kota terbesar ke-3 di Korea Selatan setelah Seoul dan Busan. Homepage dari YU bisa d