Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Sekolah Kepemimpinan Stratejik (3): Militer Vs Sipil di Indonesia

Membaca judulnya sepertinya agak menyeramkan ”Militer Vs Sipil” seperti membayangkan sebuah perang dengan satu pihak bersenjata lengkap dengan panser-pansernya dan dipihak lain hanya bermodalkan parang, bambu bahkan mungkin cuma batu. Memang tulisan ini saya sajikan sebagai sebuah paradigma pertentangan atau pertarungan antara masyarakat sipil dengan militer tetapi tidak dalam ranah perang seperti yang coba diilustrasikan di awal. Kalaulah konteks perseteruan/Versus antara militer dan sipil itu dalam ranah perang bersenjata saya akan menjadi orang pertama yang akan mengatakan bahwa sipil menjadi pihak paling tertindas dan memastikan diri bahwa mereka akan kalah, setidaknya jika dilihat dari segi jumlah korban. Dan semoga kejadian seperti itu tidaklah pernah terjadi di Indonesia. Cukuplah kasus Cebongan menjadi kasus terakhir “kekejaman” militer terhadap sipil. Tidak terbayangkan jika konflik seperti yang terjadi dalam pertumpahan darah di Mesir terjadi juga di Indonesia. S

Sekolah Kepemimpinan Stratejik (2) : KPK adalah Profesi Paling Mudah (?)

Bicara Koupsi sepertinya tidak ada habisnya, bayangkan saja rasa-rasa nya tidak pernah ada satupun hari di media masa di negara ini baik itu elektronik maupun cetak yang tidak mengangkat pemberitaan terkait korupsi ini. Ada dua kemungkinan kenapa pemberitaan media ini menjadi langganan di tiap harinya. Pertama adalah semakin membaiknya proses penegakkan hukum terkiat tindakan korupsi, dimana dalam hal ini dimotori oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai aktor dan pahlawan utamanya. Dan kemungkinan kedua adalah memang banyaknya kasus korupsi yang tumbuh di Indonesia bagaikan tumbuhnya jamur di musim penghujan.  Kemungkinan pertama adalah kemungkinan positif yang pastinya kita sambut baik karena hal ini menjadi pertanda bahwa negara kita telah melek dengan penyakit berbahaya dan kronis yang bernama “korupsi”. Sehingga peran “dokter” untuk menyembuhkan penyakit kronis ini sangat dinanti oleh seluruh rakyat Indonesia. Yang menjadi masalah adalah kemungkinan kedua yakni penyak

Sekolah Kepemimpinan Stratejik (1) : Sebuah Awalan

Hari ini saya ingin berbagi pengalaman yang akan saya jalani satu minggu ke depan yakni mengikuti Pelatihan yang bertemakan “Sekolah Kepemimpinan Stratejik”. Sebelum saya bercerita panjang lebar, mungkin satu hal yang ingin saya sampaikan adalah kenapa saya meniatkan diri untuk menulis di blog ini. (Tumben-tumbenan kan mau ngeshare.hehe) Alasannya adalah karena dalam pelatihan yang diselenggarakan selama 7 hari ini, lumayan banyak waktu luang khususnya dimalam hari, Yuupzz selama seminggu dalam run down acara kegiatan hanya berlangsung sampai jam 17.00 atau 18.00, Paling malam jam 19.00. kecuali hari terakhir pelatihan. tumben-tumbenan kan? Ada pelatihan bertemakan kepemudaan yang kelar agendanya cepet. Biasanya kalau belum sampai jam 23.59 maka disebut tidak keren.hehe. oleh karena itu, senggangnya waktu ini, sangat sayang rasanya kalau tidak saya manfaatkan. Mudah-mudahan iseng ngeblog ini menjadi hal bermanfaat yang saya lakukan.Aamiin. Saya awali dari apa, kenapa dan bagai

Profesi Terhormat

Pagi tadi (16/11) ketika berjogging ria muter-muter kampus saya mendapatkan senyuman sapa yang luar biasa berarti dari seorang lelaki berpakaian seragam rapih dengan sisran rambut belah tengah yang ga kalah gagah seperti Tukul (emang Tukul belah tengah??haha) dan satu lagi yang membuat beliau berbeda adalah perlengkapan pribadinya "Sapu, skop dan tong sampah". Yaa, bapak itu adalah petugas kebersihan kampus. Petugas yang katanya outsourcing dengan gaji ga mencapai 1 juta per bulan namun jam kerjanya mengalahkan jam kuliah mahasiswa yang ngambil 24 SKS. "=_= Pagi buta, ketika mungkin sebagian kita masih berdiam diri di kamar tidur atau paling tidak sedang santap pagi, bapak ini telah berada "di ladangnya" yang harus dia garap. Ladang pengharapan untuk mencukupi kebutuhannya dan kebutuhan orang-orang yang menunggunya di rumah. foto : republika.co.id  Saya terinspirasi dari bapak yang memberikan senyumnya sapaannya tadi pagi untuk bercerita tentang kisah l

Pahlawan Menurut Saya

Hari ini tanggal 10 November tahun ke 1435 H. hehehe. Tahun ga penting yang penting adalah tanggalnya, karena semenjak Sekolah Dasar di SDN 2 Kenanga, Sumber, Cirebon dulu saya sudah wajib menghafal hari apakah taggal 10 November ini. dan jawabannya tak lain dan tak bukan adalah Hari Pahlawan. Hari Pahlawan walaupun tidak sampai "dimerahkan" di almanak, yang ada dikamar saya khususnya, tetapi menjadi sangat spesial bagi kita, Orang Indonesia. Saya belum googling sejak tahun berapa tanggal ini ditetapkan menjadi Hari Pahlawan tapi saya hafal kenapa tanggal 10 November yang dipilih. Yuupz, kejadian heroik mempertahankan kemerdekaan di Surabaya menjadi landasan dipilihnya tanggal tersebut. Satu hal yang menarik menurut saya dari peristiwa ini selain jiwa patriotik yang kala itu luar biasa ditunjukkan oleh arek-arek Surabaya dengan dimotori Bung Tomo adalah apa sebabnya yang memantik hal tersebut (?). Meskipun saya bukan anak sejarah apalagi sejarahwan, tetapi setidaknya saya

Kembali "Me-Laut" kali ini di Pulau Pari

Lama ga bikin postingan di blog, jadi pengen aktif lagi nulis-nulis mencurahkan apa yang pengen diungkapkan,sesuai dengan tagline, pilihanya cuma dua "ditulis untuk dikenang atau diingat untuk dilupakan". Kali ini berkesempatan bersama teman-teman alumni penerima beastudi etos jakarta berjalan-jalan ria mengunjungi obyek wisata yang seperti lagi trend bagi orang Jakarta yakni kepulauan seribu, dan Pulau yang baru saya kunjungi adalah Pulau Pari. Kenapa pari namanya?? Katanya sih kalau dilihat dari penginderaan diatas, bentuk pulau ini mirip kaya Ikan Pari, makanya dinamakan Pulau Pari. Yuuk mari baca perjalanan kami waktu ke Pulau Pari ini.hehehe seperti biasa, bagi yang pernah atau sering ke Kepualauan Seribu dari pelabuhan Muara Angke, bersiap-siap untuk berkejar-kejaran dengan waktu pemberangkatan kapal yang super pagi. dan karena kelas kapalnya adalah kelas merkayat jadi nikamtilah. Satu hal yang saya bayankgan tentang Pelabuhan Muara Angke ini, kendati sebnarnya le