Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Kitab Ta’lim Muta’alim di Negeri Korea : Refleksi Hari Guru

Jumat, 15 Mei 2015 merupakan kali kedua saya memperingatai Hari Guru di Korea Selatan. Setahun lalu untuk pertama kalinya saya mengenal adanya hari guru di Korea. Sejauh saya mengikuti dan mencari tahu tentang hari guru di Korea, maka kesimpulan yang saya dapat adalah hari ini begitu spesial bagi orang Korea. Yaa, anda akan melihat banyak murid – murid baik yang “mantan” mahasiswa aka sudah lulus ataupun masih berstatus mahasiswa berseliweran di area kampus dengan membawa berbagai macam bingkisan dan bunga untuk dihadiahkan kepada guru – guru nya. Setahun lalu saya sangat takjub dengan pemandangan seperti ini, bahkan ketakjuban saya semakin bertambah ketika meperhatikan jalanan di depan kampus dipenuhi oleh pedagang bunga, sebuah situasi yang hanya bisa dijumpai ketika masa wisuda. Tahun lalu ketakjuban saya akan “dispesialkannya”  hari guru di Korea, membuat saya berkicau di media twitter untuk menceritakan kekaguman ini.  Tahun ini, saya ingin berbagi cerita lebih panjang melalui

Kegilaan Yang Diinginkan Itu

Masih lekat diigatan saya doa yang pernah dipanjatkan dahulu yang kemudian  saya tuliskan dalam sebuah artikel  ketika masih ada di Indonesia dan sedang bersiap – siap berangkat ke Korea. Artikel itu adalah ini . Salah satu point dari alasan mengapa kuliah di Korea adalah karakter orang korea yang pekerja keras sehingga saya berasumsi jika saya ingin memiliki karakter  seperti itu, maka belajarlah dari orang Korea dengan langsung  pergi ke negerinya adalah cara terbaik untuk mendapatkannya. Doa itu pun terkabul dan ditunjukkan beberapa kali ketika saya sudah berada di negeri ini. Seperti yang terjadi dua hari dua malam terakhir, saya melihat “kegilaan“ itu. Betapa rekan – rekan satu laboratory saya hampir tidak tidur sepanjang dua hari ini. Mereka tinggal di lab untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Pagi hingga pagi lagi semua aktivitas dilakukan di laboratory bahkan untuk makan pun hampir selalu memanfaatkan delivery service . Sebuah kegilaan yang kadang saya rasa sudah akut b

Surga Itu Bernama Indonesia

Saya membaca judul curcol  kali ini merasa agak sedikit lebay walaupun sejujurnya saya sendiri sudah familiar mendengar kata-kata itu. Hasil ngelamun menyusuri jalan pulang dari kampus ke rumah meninggalkan inspirasi untuk menuliskan kata demi kata dalam curcol kali ini. Hari ini, bukan kali pertama saya melihat deretan bunga, khususnya bunga mawar, bermekaran sepanjang perjalanan pulang menuju  ke rumah dari rutinitas keseharian di kampus. Pun begitu dengan menu makan siang hari ini, sudah tak terhitung lidah ini mencicipi asam-kecut-pahitnya kimchi, sayur fermentasi khas Korea. Tapi ada hal yang berbeda semenjak makan siang hari ini hingga pulang malam tadi, coba meresapi setiap kunyah kimchi dan setiap lirikan mata pada deretan bunga -  bunga yang bermekaran itu, seperti ada yang berbeda dari biasanya ketika makan nya dibarengi rasa syukur dan jalan serta memandangnya diiringi dengan merenung. Ya, jika kita syukuri Indonesia adalah surga yang banyak orang cari, karena disa