Langsung ke konten utama

Universitas Terbuka Korea: Organisasi Millennial di era 4.0



Minggu (28/07) bertempat di KBRI-Seoul, UT Korea menyelenggarakan rapat laporan pertanggunjawaban (LPJ) semester 2019.1 dan rapat kerja (Raker) untuk agenda tahun ajaran 2019.2. Pada kesempatan rapat ini, semua pengurus UT Korea baik yang sudah lama bergabung, baru bergabung dan yang akan purna tugas datang untuk menyampaikan laporan dan agenda-agendanya ke depan. Rapat LPJ dan Raker yang diadakan dari jam 10.00 – 17.30 ini, menjadi semakin special karena tidak hanya dihadiri oleh para pengurus, perwakilan Mahasiswa UT Korea dan Presiden PERPIKA 2018-2019, Rian Mahardika, tetapi juga dihadiri oleh Bapak Duta Besar Indonesia untuk Korea, Bapak Umar Hadi.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh Pak Umar Hadi, beliau menceritakan kegembiraanya dengan hadirnya Universitas Terbuka di Korea. Hal ini dikarenakan UT bukanlah hal yang baru dikenal oleh beliau. Ketika beliau bertugas di Belanda dan Amerika, beliau sudah mengenal adanya WNI yang tinggal di negara tersebut yang  berkuliah di UT. Namun, kehadiran UT di Korea ternyata  diluar dugaan beliau. Hal ini dikarenakan UT di Korea berbeda dengan UT-UT di negara yang pernah beliau temui. Perbedaan itu terletak pada pengelola (atau bahasa beliau “pengasuh”) UT. Di negara – negara yang beliau temui sebelum bertugas di Korea, umumnya mahasiswa UT diasuh atau dikelola oleh KBRI melalui staff pendidikannya namun di Korea tidak demikian, UT secara langsung diasuh oleh mahasiswa. Sehingga terjadi hubungan yang unik yakni “mahasiswa” mengasuh “mahasiswa”.

Foto Pengurus UT Korea dan Pengurus BEM UT Korea Bersama Pak Umar Hadi

Berjalannya UT dengan dimotori oleh para mahasiswa sangatlah disyukuri oleh Pak Umar Hadi, karena hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sedang berkuliah di Korea adalah mahasiswa yang luar biasa. Disamping tugas berkuliah ternyata mahasiswa Indonesia di Korea juga memiliki kemampuan dan kesempatan mengembangkan diri lebih baik melalui kontribusi dibidang pendidikan dan pengembangan SDM. Menurut beliau, hadirnya UT Korea tidak hanya memberikan manfaat bagi para Pekerja Migan Indoneisa (PMI) di Korea, sebagai sasaran dari program UT korea ini, tetapi juga memberikan ladang pengembangan diri bagi mahasiswa-mahasiswa Indonesia itu sendiri terutama yang terlibat di dalam mengelola UT Korea.

Beliau berkesimpulan, UT Korea adalah contoh organisasi millennial dan merupakan model organisasi masa depan. Struktur UT Korea yang bersifat “collective collegial” dan dijalankan dengan model “remote” dari berbagai kota dengan mengandalkan internet dan media social untuk berkordinasi adalah ciri – ciri dari organsiasi di masa yang akan datang. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa pengurus UT Korea yang bekerja mengelola ratusan mahasiswa hanya bertemu dan bertatap muka hanya 2 kali dalam setahun, yakni ketika rapat LPJ dan Raker, selebihnya pertemuan kordinasi per-dua pekanan dilakukan via teleconference. Oleh karenaya, beliau menuturkan bahwa UT Korea yang telah berdiri dari 9 tahun lalu ini adalah terobosan yang sangat menarik dan patut dicontoh dan diimplementasikan tidak hanya oleh mahasiswa – mahasiswa Indonesia  tetapi juga oleh para duta besar Indonesia di negara lain.

Hal lain yang menjadi kabar gembira bagi UT Korea disampaikan oleh Rian Mahardika, Presiden PERPIKA, bahwa PPI Dunia sangat mengapresiasi adanya UT Korea dan menjadikannya benchmark keidealan dari kegiatan PPI. Pujian ini didasari dari manfaat nyata adanya UT Korea yang melahirkan lulusan – lulusan yang berkompeten sehingga secara disadari atau tidak, meskipun jauh di tanah rantau, mahasiswa Indonesia khususnya PERPIKA telah berkontribusi dalam melunasi janji kemerdekaan, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Per tahun ajaran 2019, tidak kurang dari 125 mahasiswa telah lulus dari UT Korea. Alumni – alumni ini kini tersebar di berbagai sektor. Mulai dari wirausahawan, Professional worker di berbagai negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS) hingga mereka yang melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. Penerima manfaat UT Korea juga terus diupayakan agar semakin bertambah. Pada tahun 2019 ini, UT Korea resmi membuka cabangnya yang ketiga, yakni di Kota Gwangju. Pembukaan cabang ini didasari dari semangat “menjemput bola” dari PERPIKA dan para pengurus UT Korea agar semakin mudah dijangkau oleh par PMI yang tersebar diaseantero Korea.

Tak luput, UT Korea juga terus mengupayakan pemberdayaan PMI melalui jalur-jalur non-akademik. Pengembangan diri di luar kelas agar mahasiswa dapat meningkatkan soft skill-nya menjadi salah satu target lain yang dicanangkan oleh UT korea. Tahun 2019, UT Korea menghadirkan inovasi berupa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sablon sebagai wadah memperkaya keterampilan mahasiswanya. UKM ini telah berjalan dan mampu menjadi ilmu terapan yang bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa yang terlibat didalamnya. Bahkan dalam waktu singkat, UKM ini tidak hanya telah mampu berproduksi untuk menerima pesanan secara komersial tetapi juga mampu menyelenggarakan pelatihan – pelatihan yang lebih luas bagi para PMI non-mahasiswa UT Korea. Semua capaian UT Korea ini adalah bukti bahwa PERPIKA telah mampu menghadirkan terobosan di era kekinian, yang orang banyak menyebutnya era 4.0.

Ke depan dengan semangat dan dukungan yang terus dipompa oleh berbagai kalangan, UT Korea terus berharap kontribusi dari seluruh rekan – rekan mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam PERPIKA untuk dapat terus melanjutkan estafet perjuangan yang telah ditanamkan oleh para senior pendahulu kita. Inovasi – inovasi khas generasi millennial akan selalu dibutuhkan untuk mengembangkan UT Korea.

Sebagai penutup, kami ingin membagi semangat yang selalu ditanamkan oleh para pendahulu pengurus UT Korea kepada kami, bahwa UT Korea adalah sebuah komunitas intelektual dan salah satu wujud dari sebuah prasasti kebaikan. Di UT Korea kita bisa menuliskan nama-nama kita sebagai bagian dari prasasti kebaikan ini. Waktu yang singkat berada di Korea yang kita miliki adalah waktu yang sangat sayang jika hanya dilewatkan tanpa memberikan legacy berupa kebaikan – kebaikan yang manfaatnya terus dirasakan oleh banyak orang yang hadir bersama kita dan mereka yang akan datang setelah masa kita.

Mahasiswa Baru UT Korea Tahun Ajaran 2019/2020


Atas nama Pengurus UT Korea,

Rohib
Kordinator UT Korea


Komentar

  1. Emperor Casino: Free Slots & Demo Casino Games
    Emperor Casino slot games include: Pirate Gold, Mahjong, Slots and more! deccasino No download needed, just start playing! Enjoy our awesome free 1xbet korean casino games 제왕 카지노 and claim

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Second Level CMAS Diving License

Beberapa waktu lalu kembali mendpatkan kesempatan untuk melatih skill diving bareng teman-teman teknik. Ini adalah program kelanjutan "naik tingkat" setelah beberapa bulan sebelumnya mengikuti pula pelatihan untuk mengambil basic diving. Sama seperti basic diving yang di dapat dulu, sebelum terjun langsung ke laut, kami digojrot dulu di kolam renang sehari sebelumnya, full dari pagi sampai sore. Dilatih dasar berenang, bernafas, menahan nafas, memasang alat dan lain sebagainya. Yang berbeda untuk second level ini kami mengambil license dari POSSI ( Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia) yang menginduk pada organisasi international CMAS (Confederation Mondiale Activities Subacuatiques) sedangkan ketika first  level kami dapat dari SSI(Scuba Skill International). Bedanya apaa?? Saya juga tidak tahu banyak, sedikit penjelasan yang saya tahu bahwa kalau SSI biasa digunakan oleh orang yang ingin menagabil license "hanya" sekedar untuk selam hiburan dan l

Tentang Kelengkapan Laboratorium Hingga Segitiga Ideal

Pernah kah anda menghitung harga satu lembar kertas tissue yang anda gunakan? Kalau belum, coba anda hitung dengan cara membagi harga tissue yang anda beli dengan jumlah helai kertas tissue yang didapatkan. (Ga ada kerjaan amat siih. Hehehe) Hari ini saya menghitung kertas tissue yang ada dalam foto di bawah ini: Kimtech Tissue Tahukah anda berapa harga per lembarnya? Harganya adalaaaahh (jreeeeng jreeng jreeeng) 170 KRW atau jika diasumsikan 1 KRW= 11 IDR maka harganya sama dengan Rp. 1.870,- Ya harganya segitu, jangan heran ya (entah karena kemahalan atau begitu murah, tapi bagi saya sih, Muahaal bingiiit) hehehe. Tissue ini adalah salah satu bahan “sepele” yang digunakan dalam keseharian kami beraktivitas di laboratorium. Kami mengunakannya untuk mengelap beberapa alat praktikum dan beberapa bahan uji yang membutuhkan pengeringan yang baik.Saya menemukannya baru ketika di negeri ini (korea .red), padahal dunia laboratorium bukan lah hal asing bagi saya di Indonesia.

Surface Hardening

Untuk merefresh kembali materi kuliah ketika S1 dulu, saya ingi mengulang kembali beberapa materi yang mungkin nanti akan jadi makanan keseharian saya di laboratorium pengembangan paduan (Alloy Development) di Yeungnam University ini. Materi pertama yang ingin saya review adalah tentang proses pengerasan pada permukaan material. Beberapa hal yang menjadi alasan untuk melalkukan surface treatment diantaranya sebagai berikut : -        Menaikain ketahanan Aus -        Menaikkan kekerasan permukaan hingga sedalam 0,1 -0,5 mm -        Menambah ketahanan permukaan terhadap beban mekanis -        Memperbaiki ketahanan fatik Proses pengerasan pada material dapat dibagi menjadi 2 macam penggolongan yakni pengerasan secara termal/ selective heat treatment dan secara termokimia . Berikut adalah penjabaran dari masing-masing jenis pengerasan tersebut. A. Termal/Selective Heat Treatment Proses selective heat treatment dilakukan dengan beberapa prosedur yakni material ya