Bicara Koupsi sepertinya tidak ada habisnya, bayangkan saja
rasa-rasa nya tidak pernah ada satupun hari di media masa di negara ini baik
itu elektronik maupun cetak yang tidak mengangkat pemberitaan terkait korupsi
ini. Ada dua kemungkinan kenapa pemberitaan media ini menjadi langganan di tiap
harinya. Pertama adalah semakin membaiknya proses penegakkan hukum terkiat
tindakan korupsi, dimana dalam hal ini dimotori oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) sebagai aktor dan pahlawan utamanya. Dan kemungkinan kedua adalah memang
banyaknya kasus korupsi yang tumbuh di Indonesia bagaikan tumbuhnya jamur di
musim penghujan.
Kemungkinan pertama adalah kemungkinan positif yang pastinya
kita sambut baik karena hal ini menjadi pertanda bahwa negara kita telah melek
dengan penyakit berbahaya dan kronis yang bernama “korupsi”. Sehingga peran “dokter”
untuk menyembuhkan penyakit kronis ini sangat dinanti oleh seluruh rakyat Indonesia. Yang menjadi masalah adalah kemungkinan kedua yakni penyakit ini
menular dan telah masuk ke segala sendi kehidupan bangsa ini, sehingga
munculnya pemberitaan tentang kasus korupsi hanyalah sebuah efek samping dari
banyaknya kasus yang terjadi sehingga kita dengan mudah bisa melihatnya atau
KPK pun mudah untuk mengungkapnya. Kemungkinan kedua ini yang sangat
meperihatinkan kita semua.
Bila kita mempehatikan lebih mendalam, kemungkinan kedua ini
menjadi sangat mungkin menjadi alasan kuat mengapa kita menjadi familiar dengan
namanya kasus Korupsi. Betul memang bahwa setiap lini dari mulai tingakt desa
hingga Mahkama Konstistusi tak lepas dari gerogotan penyakit kronis ini. Ketika
saya menulis ini, beberapa menit yang lalu saya baru saja membaca kasus korupsi
yang dilakukan oleh kepala daerah Provinsi Banten. Sebuah kasus yang sangat
memperihatinkan karena diduga kasus ini dilakukan berjamaah oleh satu keluarga besar. Duuuh “-__-
Masih berbicara tentang alasan kedua mengapa kasus korupsi
begitu banyak dan mudah kita dengar, memunculkan sebuah anekdot bahwa KPK
ADALAH PEKERJAAAN TERMUDAH. Mengapa? Karena “dimanapun KPK menebar jala disitu
KPK akan mendapatkan ikan”. Yaah sebegitu parahnya mungkin penyakit ini
memasuki sendi-sendi kehidupan bernegara di republik ini sehingga sangat mudah
sekali KPK bisa menciduk oknum maupun lembaga korup yang melakukan tindakan
hina ini. Bisa jadi agak berlebihan bahwa KPK adalah pekerjaan yang mudah
tetapi banyaknya kasus korupsi diberbagai bidang adalah hal yang sepertinya
menjadi kesepakatan kita bersama bahwa itu memang fakta yang terjadi. “KPK
tinggal memilih tempat mana yang dia jala dan ikan sebesar apa yang ingin ia
dapatkan” demikian petikan salah satu pembicara dalam Sekolah Kepemimpinan
Stratejik ketika membuka kegiatan ini.
Korupsi Musuh Bersama |
Bukan menjadi sebuah pesimisme tulisan ini ditulis tapi
sebuah langkah yang harus kita buka bersama untuk wawasan kita dan sebuah
langkah kecil untuk kita semakin menyadari bahwa penyakit kronis ini perlu penanganan
bersama, tidak hanya KPK. KPK mungkin sangat handal dan bisa dikatakan sukses dalam
menagkap oknum atau lembaga korup dinegara ini setidaknya jika dibandingkan dengan penegak hukum
lainnya tapi tindak pencegahan rasa-rasnya belumlah menjadi hasil sukses dari adanya KPK,
karena disadari atau tidak pencegahan adalah tugas kita bersama. Ibarat pepatah klasik yang lumrah
kita dengar, “Mencegah lebih baik daripada mengobati” begitupun dengan korupsi,
mencegah terjadinya kasus korupsi akan jauuuh lebih baik dan efektif untuk
menyelamatkan negara ini daripada menangkapi dan menyadarkan para oknum yang
terlanjur telah korup.
Semoga Indonesia semakin membaik.
Kak, tebar aku dengan jala cinta mu #ressss.
BalasHapusBtw itulah manusia selalu saja kurang puas dan serakah, setelah hukum berbicara, baru sadar kalo kebebasan itu mahal.
Sini-sini mas cum..hahaha #Resss
HapusBegitulah mas cum, Ayoo perbaiki negara ini,mungkin paling mudah dari kita masing-masing mulainya.
Ajari akuu juga mencitai negeri ini dengan klayaban ala mas cum :) #Ressss
mantap pemuda yang satu ini nihhh . . . .
BalasHapusWuiihh bung Deni :D
BalasHapusSeneng bisa dikunjungi oleh politisi dari provinsi paling barat pulau jawa ini :)
Sukses bung Deni!!