Langsung ke konten utama

Sekolah Kepemimpinan Stratejik (2) : KPK adalah Profesi Paling Mudah (?)



Bicara Koupsi sepertinya tidak ada habisnya, bayangkan saja rasa-rasa nya tidak pernah ada satupun hari di media masa di negara ini baik itu elektronik maupun cetak yang tidak mengangkat pemberitaan terkait korupsi ini. Ada dua kemungkinan kenapa pemberitaan media ini menjadi langganan di tiap harinya. Pertama adalah semakin membaiknya proses penegakkan hukum terkiat tindakan korupsi, dimana dalam hal ini dimotori oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai aktor dan pahlawan utamanya. Dan kemungkinan kedua adalah memang banyaknya kasus korupsi yang tumbuh di Indonesia bagaikan tumbuhnya jamur di musim penghujan. 
Kemungkinan pertama adalah kemungkinan positif yang pastinya kita sambut baik karena hal ini menjadi pertanda bahwa negara kita telah melek dengan penyakit berbahaya dan kronis yang bernama “korupsi”. Sehingga peran “dokter” untuk menyembuhkan penyakit kronis ini sangat dinanti oleh seluruh rakyat Indonesia. Yang menjadi masalah adalah kemungkinan kedua yakni penyakit ini menular dan telah masuk ke segala sendi kehidupan bangsa ini, sehingga munculnya pemberitaan tentang kasus korupsi hanyalah sebuah efek samping dari banyaknya kasus yang terjadi sehingga kita dengan mudah bisa melihatnya atau KPK pun mudah untuk mengungkapnya. Kemungkinan kedua ini yang sangat meperihatinkan kita semua.
Bila kita mempehatikan lebih mendalam, kemungkinan kedua ini menjadi sangat mungkin menjadi alasan kuat mengapa kita menjadi familiar dengan namanya kasus Korupsi. Betul memang bahwa setiap lini dari mulai tingakt desa hingga Mahkama Konstistusi tak lepas dari gerogotan penyakit kronis ini. Ketika saya menulis ini, beberapa menit yang lalu saya baru saja membaca kasus korupsi yang dilakukan oleh kepala daerah Provinsi Banten. Sebuah kasus yang sangat memperihatinkan karena diduga kasus ini dilakukan berjamaah oleh satu keluarga besar. Duuuh “-__-
Masih berbicara tentang alasan kedua mengapa kasus korupsi begitu banyak dan mudah kita dengar, memunculkan sebuah anekdot bahwa KPK ADALAH PEKERJAAAN TERMUDAH. Mengapa? Karena “dimanapun KPK menebar jala disitu KPK akan mendapatkan ikan”. Yaah sebegitu parahnya mungkin penyakit ini memasuki sendi-sendi kehidupan bernegara di republik ini sehingga sangat mudah sekali KPK bisa menciduk oknum maupun lembaga korup yang melakukan tindakan hina ini. Bisa jadi agak berlebihan bahwa KPK adalah pekerjaan yang mudah tetapi banyaknya kasus korupsi diberbagai bidang adalah hal yang sepertinya menjadi kesepakatan kita bersama bahwa itu memang fakta yang terjadi. “KPK tinggal memilih tempat mana yang dia jala dan ikan sebesar apa yang ingin ia dapatkan” demikian petikan salah satu pembicara dalam Sekolah Kepemimpinan Stratejik ketika membuka kegiatan ini.
Korupsi Musuh Bersama
 Bukan menjadi sebuah pesimisme tulisan ini ditulis tapi sebuah langkah yang harus kita buka bersama untuk wawasan kita dan sebuah langkah kecil untuk kita semakin menyadari bahwa penyakit kronis ini perlu penanganan bersama, tidak hanya KPK. KPK mungkin sangat handal dan bisa dikatakan sukses dalam menagkap oknum atau lembaga korup dinegara ini setidaknya jika dibandingkan dengan penegak hukum lainnya tapi tindak pencegahan rasa-rasnya belumlah menjadi hasil sukses dari adanya KPK, karena disadari atau tidak pencegahan adalah tugas kita bersama. Ibarat pepatah klasik yang lumrah kita dengar, “Mencegah lebih baik daripada mengobati” begitupun dengan korupsi, mencegah terjadinya kasus korupsi akan jauuuh lebih baik dan efektif untuk menyelamatkan negara ini daripada menangkapi dan menyadarkan para oknum yang terlanjur telah korup.
Semoga Indonesia semakin membaik.

Komentar

  1. Kak, tebar aku dengan jala cinta mu #ressss.
    Btw itulah manusia selalu saja kurang puas dan serakah, setelah hukum berbicara, baru sadar kalo kebebasan itu mahal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sini-sini mas cum..hahaha #Resss

      Begitulah mas cum, Ayoo perbaiki negara ini,mungkin paling mudah dari kita masing-masing mulainya.
      Ajari akuu juga mencitai negeri ini dengan klayaban ala mas cum :) #Ressss

      Hapus
  2. mantap pemuda yang satu ini nihhh . . . .

    BalasHapus
  3. Wuiihh bung Deni :D
    Seneng bisa dikunjungi oleh politisi dari provinsi paling barat pulau jawa ini :)

    Sukses bung Deni!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Second Level CMAS Diving License

Beberapa waktu lalu kembali mendpatkan kesempatan untuk melatih skill diving bareng teman-teman teknik. Ini adalah program kelanjutan "naik tingkat" setelah beberapa bulan sebelumnya mengikuti pula pelatihan untuk mengambil basic diving. Sama seperti basic diving yang di dapat dulu, sebelum terjun langsung ke laut, kami digojrot dulu di kolam renang sehari sebelumnya, full dari pagi sampai sore. Dilatih dasar berenang, bernafas, menahan nafas, memasang alat dan lain sebagainya. Yang berbeda untuk second level ini kami mengambil license dari POSSI ( Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia) yang menginduk pada organisasi international CMAS (Confederation Mondiale Activities Subacuatiques) sedangkan ketika first  level kami dapat dari SSI(Scuba Skill International). Bedanya apaa?? Saya juga tidak tahu banyak, sedikit penjelasan yang saya tahu bahwa kalau SSI biasa digunakan oleh orang yang ingin menagabil license "hanya" sekedar untuk selam hiburan dan l

Tentang Kelengkapan Laboratorium Hingga Segitiga Ideal

Pernah kah anda menghitung harga satu lembar kertas tissue yang anda gunakan? Kalau belum, coba anda hitung dengan cara membagi harga tissue yang anda beli dengan jumlah helai kertas tissue yang didapatkan. (Ga ada kerjaan amat siih. Hehehe) Hari ini saya menghitung kertas tissue yang ada dalam foto di bawah ini: Kimtech Tissue Tahukah anda berapa harga per lembarnya? Harganya adalaaaahh (jreeeeng jreeng jreeeng) 170 KRW atau jika diasumsikan 1 KRW= 11 IDR maka harganya sama dengan Rp. 1.870,- Ya harganya segitu, jangan heran ya (entah karena kemahalan atau begitu murah, tapi bagi saya sih, Muahaal bingiiit) hehehe. Tissue ini adalah salah satu bahan “sepele” yang digunakan dalam keseharian kami beraktivitas di laboratorium. Kami mengunakannya untuk mengelap beberapa alat praktikum dan beberapa bahan uji yang membutuhkan pengeringan yang baik.Saya menemukannya baru ketika di negeri ini (korea .red), padahal dunia laboratorium bukan lah hal asing bagi saya di Indonesia.

Surface Hardening

Untuk merefresh kembali materi kuliah ketika S1 dulu, saya ingi mengulang kembali beberapa materi yang mungkin nanti akan jadi makanan keseharian saya di laboratorium pengembangan paduan (Alloy Development) di Yeungnam University ini. Materi pertama yang ingin saya review adalah tentang proses pengerasan pada permukaan material. Beberapa hal yang menjadi alasan untuk melalkukan surface treatment diantaranya sebagai berikut : -        Menaikain ketahanan Aus -        Menaikkan kekerasan permukaan hingga sedalam 0,1 -0,5 mm -        Menambah ketahanan permukaan terhadap beban mekanis -        Memperbaiki ketahanan fatik Proses pengerasan pada material dapat dibagi menjadi 2 macam penggolongan yakni pengerasan secara termal/ selective heat treatment dan secara termokimia . Berikut adalah penjabaran dari masing-masing jenis pengerasan tersebut. A. Termal/Selective Heat Treatment Proses selective heat treatment dilakukan dengan beberapa prosedur yakni material ya