Membaca judulnya sepertinya agak menyeramkan ”Militer Vs Sipil” seperti membayangkan sebuah perang dengan satu pihak bersenjata lengkap dengan panser-pansernya dan dipihak lain hanya bermodalkan parang, bambu bahkan mungkin cuma batu. Memang tulisan ini saya sajikan sebagai sebuah paradigma pertentangan atau pertarungan antara masyarakat sipil dengan militer tetapi tidak dalam ranah perang seperti yang coba diilustrasikan di awal. Kalaulah konteks perseteruan/Versus antara militer dan sipil itu dalam ranah perang bersenjata saya akan menjadi orang pertama yang akan mengatakan bahwa sipil menjadi pihak paling tertindas dan memastikan diri bahwa mereka akan kalah, setidaknya jika dilihat dari segi jumlah korban. Dan semoga kejadian seperti itu tidaklah pernah terjadi di Indonesia. Cukuplah kasus Cebongan menjadi kasus terakhir “kekejaman” militer terhadap sipil. Tidak terbayangkan jika konflik seperti yang terjadi dalam pertumpahan darah di Mesir terjadi juga di Indonesia. S...