Langsung ke konten utama

Bersikap (Adil) Pada Perusahaan Tambang



Ketika kita bertanya dari bahan apakah mobil, motor, laptop, Handphone hingga ujung bolpoint yang  kita miliki ini dibuat, maka satu jawaban yang pasti adalah terbuat dari logam. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah darimanakan logam-logam itu di dapat? Satu jawaban yang pastinya sama adalah berasal dari tambang. Realita itulah yang menggambarkan bahwa meningkatkannya kebutuhan-kebutuhan akan barang-barnag yang terbuat dari logam maka sama artinya dengan mengingikan sebuah perusahaan tambang untuk meningkatkan kapasitas produksinya agar lebih efektif lagi memproduksi logam-logam agar kebutuhan barang-barang seperti mobil,motor,laptop dan sebagainya terpenuhi.
Lantas apa yang menjadi tantangan ketika perusahaan tambang harus meningkatkan produktivitas dari hasil tambangnya? Banyak hal yang menjadi tantangan bagi perusahaan tambang satu diantaranya adalah isu lingkungan. Lingkungan sepertinya menjadi sebuah hal yang bertentangan dan menjadi lawan bagi sebuah aktivitas pertambangan. Hal ini dikarenakan setiap tambang pasti akan merubah bentang alam, menggangu ekosistem dan menyebebakan kerusakan lingkungan yang ada. Sebut saja misalnya penebangan hutan, pencemaran air sungai dan laut hingga pencemaran udara. Tetapi ada hal yang perlu dipahami dan menjadi pola pikir yang harus diutamakan adalah kerusakan-kerusakan tersebut dapat diminimalisir dan dirubah menjadi bukan hal yang negative tetapi juga hal yang positif.
Studi lapangan yang pernah penulis laksanakan adalah ketika melihat sebuah tambang di Sumbawa Barat, NTB yakni PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) dimana perusahaan ini menambang tembaga disebuah hutan di pedalaman Sumbawa yang akibatnya adalah perambahan hutan harus dilakukan untuk mengambil mineral-mineral berharga yang terkandung di dalam hutan tersebut. Menjadi sangat menarik ketika perambahan hutan yang dilakukan ini harus juga diimbangi dengan proses reklamasi atau penanaman kembali dengan  targetan keberhasilannya telah dibuat oleh perusahaan tersebut dan dimonitori oleh pemerintah secara berkala. Hal lain yang manarik adalah proses penghijauan yang dilakukan oleh PT NNT menggunakan pula tanaman-tanaman produktif seperti jati dan tanaman buah-buahan seperti mangga, sirsak dan nangka. Hal ini menjadi tabuangan masa depan agar ketika tambang ini telah selesai dapat tetap produktif dengan tanaman yang telah ditanamnya.
Tidak sampai disitu isu lingkngan juga sangat dekat sekali dengan perusahaan ini, yakni dalam proses penempatan sisa tambang atau yang biasa disebut dengan tailing.  PT NNT memilih untuk menempatkan tailingnya di dasar laut dibandingkan dengan menaruhnya di daratan. Awalnya, penulis menduga cara ini adalah cara termudah bagi PT NNT untuk menghilangkan tailingnya tetapi ternyata analisa yang terlihat dilapangan menunjukkan proses ini merupakan proses teraman yang dapat dilakukan diwilayah tambang tersebut. Hal ini dikarenakan penempatan di darat akan lebih banyak menghasilkan dampak negative seperti penambahan hutan yang harus ditebang dan adanya kemungkinan meluapnya tailing yang ditampung jika seandainya terjadi gempa di wiliyah tersebut. Sedangkan dengan penempatan di laut yang dalam tailing akan langsung menyentuh dasar laut dan tidak mengganggu ekosistem di permukaan maupun di zona produktif laut. Inilah satu hal yang harus menjadi sebuah pemikiran baru bagi kita bahwa tidak selamanya tambang adalah perusak alam. Kalau pun tambang itu harus bersinggungan dan memindahkan ekosistem maka itu adalah sebuah resiko yang dapat diminimalisir.
Selain problematika lingkungan, satu hal lain yang sering menjadi pertentangan dalam sebuah industry pertambangan yakni kesejahteraan masyarakat lingkar tambang. Masyarakat lingkar tambang adalah istilah yang diberikan untuk orang-orang yang tinggal dan beraktivitas di dekat areal pertambangan dan biasanya merupakan bagian masyarakat yang paling banyak mendapatkan dampak dari sebuah pertambangan, baik itu dampak negative maupun positif. Satu hal yang sering menjadi bayangan atau berita yang kita dengar, sebagai orang yang jauh dari daerah lingkar tamabang, masyarakat wilayah tambang selalu mengalami banyak masalah mulai dari kesejahteraan yang rendah, tingkat pendidikan yang kurang hingga kerusuhan yang acap kali terjadi di wilayah sekitar tamabang. Itu adalah fakta dan memang kerap terjadi. Tapi ada hal yang perlu kita ketahui pula hal itu tidaklah bisa di “pukul rata” atau dengan kata lain kejadian itu tidak semuanya terjadi di semua industry pertambangan.
Dalam sebuah industry tambang telah banyak pula kejadian yang menghasilkan fakta berkebalikan dari apa yang biasa kita dengar tentang hal negative bagi masyarakat sekitarnya terutama dalam problem kesejahteraan. Sesungguhnya adanya industry tambang pastinya akan sangat mudah di pahami menjadi sebuah mototr bagi peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitarnya. Karena dalam aplikasinya sebuah perusahaan tambang akan mendatangkan banyak tenaga kerja sehingga di dalamnya banyak sekali multiplaying effect atau effek samping dari berdirinya perusahaan tambang ini seperti munculnya rumah makan, rumah penginapan, fasilitas kesehatan hingga fasilitas hiburan. Dimana dengan munculnya efek ini maka akan mampu menggerakan roda ekonomi dari masyarakat lingkar tambang yang ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi banyak pihak, tidak hanya karyawan industri tambang tersebut tetapi juga bagi masyarakat sekitar tambang.
Itulah hal-hal lain yang bisa menjadi pertimbangan bagi kita dalam melihat sebuah industry tambang, yakni efek positif yang ditimbulkan bagi lingkungan maupun dari segi perekonomian masyarakatnya. Mengutip istilah seorang penambang bahwa  prinsip pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) di bumi ini ada dua yakni “if it cann’t to be growth it’s must be mine” (jika SDA tidak dapat ditumbuhkan maka harus ditambang) artinya pertambangan adalah sebuah keharusan yang akan senantiasa kita lakukan dalam memanfaatkan dan melaksanakan peran kita di bumi ini sebagai pengelola alam. Oleh karena itu, marilah kita bersikap bijak dengan selalu melihat banyak aspek yang dihasilkan dari segala aktivitas yang dilakukan dalam pengelolaan bumi ini termasuk diantaranya dalam meniliai industry tambang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Second Level CMAS Diving License

Beberapa waktu lalu kembali mendpatkan kesempatan untuk melatih skill diving bareng teman-teman teknik. Ini adalah program kelanjutan "naik tingkat" setelah beberapa bulan sebelumnya mengikuti pula pelatihan untuk mengambil basic diving. Sama seperti basic diving yang di dapat dulu, sebelum terjun langsung ke laut, kami digojrot dulu di kolam renang sehari sebelumnya, full dari pagi sampai sore. Dilatih dasar berenang, bernafas, menahan nafas, memasang alat dan lain sebagainya. Yang berbeda untuk second level ini kami mengambil license dari POSSI ( Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia) yang menginduk pada organisasi international CMAS (Confederation Mondiale Activities Subacuatiques) sedangkan ketika first  level kami dapat dari SSI(Scuba Skill International). Bedanya apaa?? Saya juga tidak tahu banyak, sedikit penjelasan yang saya tahu bahwa kalau SSI biasa digunakan oleh orang yang ingin menagabil license "hanya" sekedar untuk selam hiburan dan l

Tentang Kelengkapan Laboratorium Hingga Segitiga Ideal

Pernah kah anda menghitung harga satu lembar kertas tissue yang anda gunakan? Kalau belum, coba anda hitung dengan cara membagi harga tissue yang anda beli dengan jumlah helai kertas tissue yang didapatkan. (Ga ada kerjaan amat siih. Hehehe) Hari ini saya menghitung kertas tissue yang ada dalam foto di bawah ini: Kimtech Tissue Tahukah anda berapa harga per lembarnya? Harganya adalaaaahh (jreeeeng jreeng jreeeng) 170 KRW atau jika diasumsikan 1 KRW= 11 IDR maka harganya sama dengan Rp. 1.870,- Ya harganya segitu, jangan heran ya (entah karena kemahalan atau begitu murah, tapi bagi saya sih, Muahaal bingiiit) hehehe. Tissue ini adalah salah satu bahan “sepele” yang digunakan dalam keseharian kami beraktivitas di laboratorium. Kami mengunakannya untuk mengelap beberapa alat praktikum dan beberapa bahan uji yang membutuhkan pengeringan yang baik.Saya menemukannya baru ketika di negeri ini (korea .red), padahal dunia laboratorium bukan lah hal asing bagi saya di Indonesia.

Surface Hardening

Untuk merefresh kembali materi kuliah ketika S1 dulu, saya ingi mengulang kembali beberapa materi yang mungkin nanti akan jadi makanan keseharian saya di laboratorium pengembangan paduan (Alloy Development) di Yeungnam University ini. Materi pertama yang ingin saya review adalah tentang proses pengerasan pada permukaan material. Beberapa hal yang menjadi alasan untuk melalkukan surface treatment diantaranya sebagai berikut : -        Menaikain ketahanan Aus -        Menaikkan kekerasan permukaan hingga sedalam 0,1 -0,5 mm -        Menambah ketahanan permukaan terhadap beban mekanis -        Memperbaiki ketahanan fatik Proses pengerasan pada material dapat dibagi menjadi 2 macam penggolongan yakni pengerasan secara termal/ selective heat treatment dan secara termokimia . Berikut adalah penjabaran dari masing-masing jenis pengerasan tersebut. A. Termal/Selective Heat Treatment Proses selective heat treatment dilakukan dengan beberapa prosedur yakni material ya