Langsung ke konten utama

Menyemai Kepasrahan di Awal hingga Akhir Sebuah Ikhtiar

Ada sebuah hal yang unik, yang perlu kita kuasai sebagai amunisi dalam rangka  me-manage tantangan, masalah dan kebingungan menentukan pilihan yang acap kali kita hadapi dalam kehidupan ini, amunisi itu adalah kepasrahan.  Definisi dari kepasrahan adalah bukan berarti diam tak bertindak lalu menunggu hal baru datang untuk mengganti hal yang lama, bukan itu. Karena sesungguhnya kepasrahan adalah sebuah tindakan yang dilakukan setelah menghabiskan tindakan – tindakan lainnya. Dalam bahasa agama kita mengenal tawakal sebagai sikap berpasrah diri atas apa yang telah dilakukan (ikhtiar) dan menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT.  Sepintas definisi ini benar dan memang tidak boleh disalahkan, tapi  definisi ini adalah definisi umum. Lantas adakah definisi lainnya tentang arti kepasrahan/tawakal ?

 Beberapa waktu lalu saya berdiskusi dengan salah seorang guru SMA, guru SMA yang paling technocholic  dan paling visioner yang pernah saya kenal. Beliau juga merupakan guru, yang menurut saya,  tidak mengganggap siswa  SMA adalah anak SMA yang hanya siap menerima materi dari apa yang dijelaskan di dalam kelas tetapi  beliau menempatkan kami sebagai seorang yang bisa meng-explore dan mengelaborasi setiap gagasan yang muncul untuk kemudian berani menyampaikknya ke khalayak umum dengan cara yang tidak biasa. Terkadang (lagi – lagi dalam penilaian saya) beliau juga selalu menempatkan kami, siswa SMA, sebagai  orang dewasa yang memiliki kelulasaan dalam berfikir sehingga dalam metode mengajarkannya pun, kami tidak dituntut bisa ini, bisa itu, bisa mengerjakan A, bisa menyelesaikan soal B, tidak seperti itu, tetapi kita bisa memilih mana yang cocok dengan kita dan kemudian kita bertanggungjawab untuk memahami itu. Guru yang sangat special bagi saya ketika menempuh jenjang pendidikan di SMA sehingga kami seperti memiliki jalinan khusus. Tak heran hingga hari ini kami masih saling ber komunikasi dan hal yang meng-asyikan ketika berbincang – bincang dengan beliau adalah  saya selalu diguyur banyak nasehat , termasuk bab  tawakal atau kepasrahan ini. Terimakasih Pak.

Dalam perbincangan kami melalui pesawat telfon malam 4 syawal itu, Beliau bercerita tentang hasil renungannya mendefinisikan arti sebuah tawakal/ kepasrahan. Menurut beliau  definisi yang selama ini tentang tawakal yang umum harus dirubah. Dalam definisi umum, tawakal/kepasrahan itu dilakukan ketika sudah selesai mengerjakan sesuatu (berikhtiar) kemudian menyerahkannya kepada Allah SWT. Sedangkan hasil perenugan beliau, tawakal/kepasrahan adalah sesuatu yang dilakukan di awal kita ingin berikhtiar  sehingga tawakal adalah proses siap menerima apapun yang terjadi sebelum ada hasil bahkan sebelum ikhtiar  itu dilakukan.  Konsep yang beliau angkat adalah kosep penghambaan kita kepada Allah SWT yang meyakini bahwa scenario itu telah dibuat sehingga kita tinggal menjalaninya saja. Skenario itu bisa berubah ketika kita terus berusaha tapi tidak menghilangkan kepasrahan/tawakal itu sendiri. Karena sesungguhnya kepasrahan/tawakal itu pula yang bisa membuat scenario itu bisa dirubah. Yang terpenting dalam sebuah kepasrahan adalah  kita menerima apapun yang terjadi dengan penerimaan yang benar – benar ikhlas, tidak hanya dalam kata – kata saja. Selain itu point lain yang beliau sampaikan adalah kepasrahan/tawakal itu bagian dari ikhtiar sehingga dilakukannya terus menerus.  Kepasrahan/tawakal adalah menjalankan sesuatu sesuai dengan rencana yang telah disusun, bukan sebuah kepasrahan namanya jika kita menjalankan sesuatu yang diluar rencana kita kemudian menyerah begitu saja jika menemukan kesulitan dalam menjalankan rencana tersebut. Kepasrahan/tawakal tidak boleh berhenti dalam satu titik karena sesungguhnya “Kepasrahan akan berhenti sampai ketika  kita mati” begitu (kurang lebih) tutur beliau.


Saya  mendapatkan pencerahan baru dengan diskusi ini, seperti terguyur seember air semangat untuk lebih produktif dan yang paling penting adalah untuk lebih “pasrah” dalam mengawali rencana, memperjuangkannya dan menikmati hasilnya.

Saya berucap banyak terimakasih atas nasehat yang beliau sampaikan termasuk bimbingan beliau akan banyak hal terhadap saya semenjak SMA dulu hingga hari ini. Seperti yang beliau sampaikan, tidak ada ikatan yang begitu saja terjadi tanpa ada simpul – simpul yang menyatukan. Doa saya selalu menyertai untuk kebahagian bapak menjalani episode – episode di dunia ini. Mohon doa dan bimbingannya juga ya Pak J .  Semoga simpul – simpul yang terjalin semakin terjaga  karena saya tak memahami bagaimana simpul itu berpilin yang saya pahami, saya  merasakan ada kekuatan yang membuatnya semakin erat. (Saling men)Doa(kan).


Komentar

  1. Pak Hudi bukan mas Rohib? :) cerita pertama kali ada kakak smanis yg kuliah di teknik ui dr cerita beliau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaah tahu aja nih Mey.
      Jangan - jangan "korban" nasehat - nasehat nya Pak Hudi juga :D

      Hapus
  2. Iya sepertinya mas :D
    kalau yang ngajar fisikanya pak Hudi jarang nengok jam soalnya ngajarinnya bukan fisika murni tp plus pelajaran kehidupan hhe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Kelengkapan Laboratorium Hingga Segitiga Ideal

Pernah kah anda menghitung harga satu lembar kertas tissue yang anda gunakan? Kalau belum, coba anda hitung dengan cara membagi harga tissue yang anda beli dengan jumlah helai kertas tissue yang didapatkan. (Ga ada kerjaan amat siih. Hehehe) Hari ini saya menghitung kertas tissue yang ada dalam foto di bawah ini: Kimtech Tissue Tahukah anda berapa harga per lembarnya? Harganya adalaaaahh (jreeeeng jreeng jreeeng) 170 KRW atau jika diasumsikan 1 KRW= 11 IDR maka harganya sama dengan Rp. 1.870,- Ya harganya segitu, jangan heran ya (entah karena kemahalan atau begitu murah, tapi bagi saya sih, Muahaal bingiiit) hehehe. Tissue ini adalah salah satu bahan “sepele” yang digunakan dalam keseharian kami beraktivitas di laboratorium. Kami mengunakannya untuk mengelap beberapa alat praktikum dan beberapa bahan uji yang membutuhkan pengeringan yang baik.Saya menemukannya baru ketika di negeri ini (korea .red), padahal dunia laboratorium bukan lah hal asing bagi saya di Indonesia....

Interstellar: Antara Scientific Film dan Ayat Alquran

Week end kemarin untuk pertama kalinya nonton film di bioskop di negeri ini (Korea .red ). Awalnya agak skeptic   dengan kemungkinan film yang ditonton, yakni kemungkinannya adalah kalau ga menarik isi filmnya maka bisa jadi film yang ditonton di dubbing dengan bahasa Korea.Hahaha, Kalau yang kemungkinan kedua ini terjadi maka failed banget dah nonton perdana saya di negeri ini.hahaha (Maklum hanya baru bisa bilang “gamsahamnida”, “arayo” dan “mulayo” doang. heuheuheu) Film yang saya tonton adalah Interstellar . Film ini menceritakan tentang perjalanan yang dilakukan ilmuwan-ilmuwan NASA menuju planet Mars dan bersinggungan dengan black hole atau sering disebut juga mesin antar waktu.   Mungkin film seperti ini bukanlah jenis film pertama yang menceritakan kehidupan dan kondisi alam di Mars dan di ruang antar galaxy tetapi film ini menjadi menarik karena di dalam nya digambarkan fenomena-fenomena fisika dengan beberapa kali menampilkan rumus dan teori relativit...

Surface Hardening

Untuk merefresh kembali materi kuliah ketika S1 dulu, saya ingi mengulang kembali beberapa materi yang mungkin nanti akan jadi makanan keseharian saya di laboratorium pengembangan paduan (Alloy Development) di Yeungnam University ini. Materi pertama yang ingin saya review adalah tentang proses pengerasan pada permukaan material. Beberapa hal yang menjadi alasan untuk melalkukan surface treatment diantaranya sebagai berikut : -        Menaikain ketahanan Aus -        Menaikkan kekerasan permukaan hingga sedalam 0,1 -0,5 mm -        Menambah ketahanan permukaan terhadap beban mekanis -        Memperbaiki ketahanan fatik Proses pengerasan pada material dapat dibagi menjadi 2 macam penggolongan yakni pengerasan secara termal/ selective heat treatment dan secara termokimia . Berikut adalah penjabaran dari masing-masing jenis pengerasan tersebut. A. ...