Aaah lama tak nulis, sepertinya ketakutan untuk tidak “istiqomah”
curhat ga jelas di media blog ini sedikit terjadi.hehe. Gampang-gampang sulit
ternyata untuk istiqomah berbagi melalui sebuah tulisan. Insyallah malam ini,
di depan computer dan tumpukan buku-buku yang jarang saya sentuuh ini.hahha. niat
untuk lebih istiqomah lagi kembali muncul aaah :D.
Saya awali dengan cerita 97 hari di negeri ini. Yaah, hari
ini, 97 hari yang lalu saya baru saja menginjakkan kaki di negeri ini. 97 hari yang
gimaaanaaa gituu. Ramai - ramai seru tapi yaaahhh gitu dah.hahaha. terlalu
komplit untuk digambarkan perjalanan hingga hari ini.heuheuheu. Yang jelas 97
hari yang telah terlewati memunculkan banyak hal, mulai dari impian dan
targetan optimis sampai terkadang cepat sekali berubah menjadi pesimis dan sedikit
pengen nangis. Apapun perasaanya patut disyukuri dan patut anda coba rasakan
juga.hehehe
Ketika menulis rangkain kata demi kata dalam curcol kali
ini, tadinya mau cerita hal lain tetapi tetiba fikiran saya meloncat jauhh ke belakang, bagaikan sebuah mesin waktu
fikiran ini dengan cepat melesat ke masa-masa awal setelah lulus S1 dulu,
masa-masa peralihan menentukan pilihan, apa yang ingin dilakukan dalam jenjang
selanjutnya. Sedikit banyak pilihan yang saya jalani hari ini adalah “pengaruh”
dari rekan ngobrol, rekan curhat dan rekan saling berbagi susah dan duka #tsaaah.
Yaa, saya ingin minta izin bernuansa melow dalam tulisan ini, untuk menceritakan sedikiiiit saja
tentang saya dan sahabat saya. Yaa, seorang sahabat yang memiliki kesamaan dalam berfikir dan mirip dalam mencari misi
hidup. Dan dialah yang mempengaruhi pola pikir saya setidaknya hingga hari ini. Jadi teringat akan sebuah
riwayat yang mengatakan,” jika kau ingin melihat seseorang maka kau bisa melihat siapa teman baiknya”. Dan itu terejawantahkan kepada diri saya. Maka anda bisa melihat gambaran diri saya ada pada dirinya#tsaaah.
Hari ini, saya dan teman saya berada di Satu negeri yang
sama, di Korea, tetapi berbeda kota. Sebuah takdir yang tak pernah direncanakan
sebelumnya tetapi begitu “lucu” kalau diingat-ingat kembali. Begitu “menggelikan”
sekaligus “mengharukan” jika kejadian
hari ini dikomparasikan dengan obrolan-obrolan di malam hari di kamar 4x3 meter
dulu. Aaah begituuu sangat unik hidup ini.
Ketika di Depok dulu, Hampir 4 tahun saya dan teman saya
berjibaku “manggung” (istilah yang kami gunakan untuk aktivitas mengajar yang
kami lakukan) di daerah Jakarta. Merelakan waktu sore dan malam kami untuk mengetuk
pintu demi pintu , menghirup udara “segar” nan pekat dari knalpot-knalpot kendaraan di jalanan Jakarta,
menikamti dinginnya guyuran hujan, merasakan sejuknya angin malam ketika
berkendaraaan, berdesak-desakan di angkot dan kereta hingga menyusuri gang demi
gang dengan berjalan jauh mencari “sesuap” pengharapan untuk bisa tetap mengisi
dompet dan buku tabungan. Dan mengakiri hari dengan sesekali berbagi kisah tentang hari yang dilalui .Aaah sekali lagiii, begitu sangat unik hidup ini.
Aaah jadi senyum-senyum sendiri membaca ulang kata demi kata
yang tertulis ini. Pokoknya uniiikkk dah hidup ini. sekali lagiii uniiiik hidup ini.
sudaaah aah karena janjinya cuma sedikit jadi cerita tentang kami dan (per)sahabat(an) kami bisa anda cari tahu suatu saat nanti.heuheuheu ^,^
sudaaah aah karena janjinya cuma sedikit jadi cerita tentang kami dan (per)sahabat(an) kami bisa anda cari tahu suatu saat nanti.heuheuheu ^,^
Hari ini bersmaan dengan rangkaian
kata-kata ini, teriring doa untuk rekan, sahabat dan teman yang banyak menginspirasi,
mewarnai dan “menjerumuskan” saya ke jalan ini.heuheuheu.
Selanjutnya kita memang tidak tahu apa yang akan terjadi,
tetapi saya yakin moment untuk tertawa mengingat ingat obrolan-obrolan kita tempo dulu
akan kita laksanakan dalam waktu dekat.
Doa dari tetangga sebelah kamarmu : Semoga selalu sehat, Leh.
Komentar
Posting Komentar