Langsung ke konten utama

Ekspedisi 2958 mdpl (Puncak Gunung Gede) Part III


(Continued) setelah part II selesai di tenda, dimana malam dan tidur dengan sedikit basah-basahan..ini nih cerita sampai di puncak nya :)

setelah tertidur beberapa saat, tidak dirasa jam sudah menunujkkan jam 03.00 WIB kami dibangunkan oleh tenda sebelah (koi, robby dkk yang memang dapat tugas untuk mebangunkan). Kami bangun sedini itu, untuk melanjutkan perjalanan ke puncak dengan harapan bisa melihat sunrise di puncak gunung gede. Dengan catatan semua barang-barang di tinggal di tenda. kami hanya membawa perlengkapan seperlunya saja.
Jam menunujukan pukul kurang lebih 04.00 Waktu Surken :) .Berjalan di kegelapan malam dengan dinginnya suhu surya kencana membuat perjalanan menjadi sangat “menarik”  di tambah lagi perjalanan kami menuju ke puncak bisa dikatakan salah jalur. Bermaksud memotong jalur yang sudah ada di tengah-tengah, dimana jalur yang sudah ada ini, sangat enak jalannya karena sudah dibuatkan semacam tangga dari dasar surken ke puncak gunung, eeeehhh malah kami tidak menemukan jalur tersebut, yang ada kita menelusuri jalur sendiri dengan kondisi yang sangat menantang. Tersangkut di ranting-ranting dan pepohonan.hehehehe. nah tips dari pengalamn ini adalah jangan pernah mencoba jalur baru yang kita belum tahu jalurnya apalagi kalau dilaksanakan di malam hari karena kalau hanya bermodalkan insting dan perasaan sulit untuk kita menemukan jalan yang terbaik. Yang terbaik adalah ikuti jalur yang sudah ada, percaya deh itu merupakan jalur terbaik yang memang harus kita lewati J (tapi tetap sih jalur yang kita lewati menantang sehingga ada hal-hal lain diluar dugaan yang sayang kalau dilewatkan memori fikiran ini, seperti copotnya raincoat tio karena tersangkut di ranting-ranting, “sedikit” perdebatan teman-teman di rombongan paling depan untuk meyakinkan jalan yang yang benar dan terbaik sampai sempat terlintas fikiran-fikiran mistis.hahaha)
Berjalan sekitar satu jam, akhirnya kami sampai di puncak gunung gede, sebuah daerah yang masih belum terlihat jelas karena kami sampai di pagi buta dengan kondisi agak capai. Karena jam sudah menunjukkan jam 05.00 lebih maka yang pertama saya lakukan adalah mencari tetesan-tetesan embun untuk menyucikan diri dan sesegera mungkin menunaikan sholat shubuh serta bersujud mensyukuri nikmat ini . inilah sujud pertama kali saya di puncak sebuah gunung. Berharap selanjutnya puncak gunung-gunung kembali menjadi saksi persujudan seorang hamba yang lemah ini.
Dataran Tertinggi gunung Gede (Puncak)
Menanti terbitnya matahari kami menyusuri puncak gunung gede hingga sampai di wilayah yangaman karena ada pagar pembatas antara puncak dengan jurang pembatas kawah gunung gede. Disini kita bernasis ria dengan berfoto-foto dengan segala ekspresi mulai dari sambil mengibarkan bendera merah putih sampai “belagak cool” (pose galau) dengan muka tidak menghadap kamera tetapi pandangan melihat landscape yang luas.heehehe
foto galau ala Ican
foto Galau ala Nanda
Saya dan Adi dengan background Puncak Pangrango

Adi dengan Kibaran Sang Merah Putih
Panorama Dari Puncak gunung Gede
Sungai Awan yang terselingi Kabut





Teriakan Kepuasan dan Syukur :)

Pada saat matahari mulai terbit beuuuhhh moment berburu foto langsung jadi incaran, kalau dalam film 5 cm ada kata-kata samudera awan maka disini pun ada tetapi ga sampai lautan Cuma sungai awan.hehehe. karena memang tidak terlalu banyak dan sering diselingi kabut yang menghalangi pandangan. Tapi lumayan lah, menghilangkan rasa lelah dan kantuk selama 2 hari ini mendaki. Ini lah moment bagi saya semakin meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, sekaligus menaikan bulu kuduk karena ternyata jika di lihat dari atas, kita ini sangat kecil sekali, terlihat di kejauhan betapa rumah-rumah itu sangat kecil sehingga orang-orang yang berlalu lalang pun mustahil kelihatan, maka dalam fikiran saya terlintas betapa kecilnya saya ini, lalu mau nyombongin apa,saya ini.

Matahari semakin meninggi, kabut-kabut datang silih berganti, dari kejauhan camp-camp atau tenda-tenda di surken terlihat begitu kecil begitu pula gedung-gedung di kota Sukabumi, Cianjur dan bogor sangat kecil sekali ukurannya namun rasa dingin masih sangat berasa di telapak tangan saya. Beberapa jepretan kamera telah di dapatkan, bagi saya benar-benar mencapai puncak kepuasan dalam destinasi ini. Tapi bagi teman-teman GURSAPALA belum berakhir karena acara puncak ekspedisi ini baru di mulai.
Yuupppss di puncak gunung gede inilah prosesi estafet perjuangan GURSAPALA dikukuhkan,  dengan upacara yang khidmat dan menyanyikan lagu Indonesia raya, kami mengiringi pelantikan 7anggota baru Gursapala dengan komando dari Koi dengan “nomor induk” GP-020 sebgai ketua terpilih. Sebuah ikrar pun terucap untuk selalu mencintai bangsa dan tanah air ini hingga terus bejuang demi kemajuan GURSAPALA. Mantaappp. GURSAPALA.coozzzzssss
Koi,Ketua GURSAPALA terpilih

Berdoa bersama menutup acara Pelantikan


16 anggota Tim GURSAPALA
Selesai prosesi pelantikan ternyata belum habis acara karena ada tradisi dalam GURSAPALA ketika sampai di puncak, yakni melucuti seluruh baju secara bersama-sama dan merasakan tusukan dingin udara puncak gunung gede. Tapi tentunya khusus buat cowo ya yang cewe mah kagak.hehehehe. gilee bener nih cowo-cowo tangguh saya aja rangkap 4 buat melindungi badan ini dari dingin.hahaha

Tradisi Lepas Baju

Setelah puassss di puncak (tapi ga sampai lemas ya, karena perjalanan masih berlanjut.) kami segera turun kembali menuju base camp di surken dengan melalui jalan yang lurus dan benar.hahahha (baca: jalur pendakian yang sudah ada). Ternyata benar saja, jika dibandingkan dengan jalur dini hari tadi ketika kami lewati untuk sampai puncak ternyata jalur ini lebih ringan karena telah dibuatkan tangga-tangga. Hahhaha..nasib-nasib.

 Sampai di base camp kita bersiap berkemas untuk turun gunung dan mengisi perut dengan sarapan dan membuat bekal ketika perjalanan. Sekalii lagiii kalau urusan masak, rekan saya nanda adalah jagonya, disaaat yang lain memasak menu yang sama yakni ikan sarden, nanda membuat sayur tahu,hmmmm mantep kali rasanya apalagi dimakan dengan suasana yang dingin. Ohya terkait prosesi makan, saya salut dengan GURSAPALA, kebersamaan nya sangat terbangun bahkan hingga sendok pun kita selalu berbagi dan bagi saya itu lebih dari sekedar sebuah kepercayaan  dan keakraban terhadap teman. Luar biasaaa :)
Selesai semua packing dengan man of the match adalah faiz karena carier yang dia bawa adalah cerier paling penuh sampai tinggi cariernya setengah badannya,tapi jangan tanya beratnya ya.hahahah
Perjalanan pulang rupanya sangat berat bagi kami, terutama saya, faiz dan rudi karena kami belum punya banyak fotofoto di surken.hahahha.akhirnya kami menjadi gelombang terakhir karena harus membawa bukti ketika pulang untuk teman-teman yakni sebuah foto.hahaha..akhirnya lami puaskan hasrat foto-foto kami.hehehehe





Puas berfoto jalan turun telah siap kami nikmati akhirnya kami pun setapak demi setapak menelusuri jalan menuju pos gunung putri kembali. Keluar dari area surken sekitar pukul 11.30 WIB kita berharap bisa menempuh perjalanan maksimal 5 jam.sesuai dengan estimasi Igoy, bahwa waktu tempuh turun biasanya 2/3 dari waktu kita mendaki. Dan alhasil alhamdulillah kita sampai juga di surken pukul 16.30. pukul 16.30 adalah gelombang terakhir karena yang tercepat yakni eris,sampai di pos gunung putri jam 15.00 WIB.gilaaa kan? Cuma 3,5 jam..dia lari sepertinya.hahaha
Suasana Di warung Abah Setelah tim lengkap dari turun gunung

 Nah, ketika turun ini, berdasarkan sharing saya dengan motivator perjalanan ini :) (baca: rudi ) yang berbincang-bincang dengan pendaki lainnya, dikatakan bahwa, ketika kita menuruni gunung pilihannya adalah 2, santai atau cepat, yang penting konstan agar tidak kecapaian di tengah jalan. Jadi kalau kita ingin cepat dan kondisi (fisik dan lingkungan) memungkinkan, trik eris mungkin bisa digunakan tetapi ketika kondisi tidak mendukung lebih baik jalan santai adalah pilihan kita. Sangat tidak dianjurkan dengan teknik lari di awal kemudian berjalan perlahan di tengah-tengah hingga akhir perjalanan karena ketika kita telah berhenti dengan teknik lari kemudian diikuti jalan biasa, maka rasa capek akan menyerang kita dengan begitu hebaaatnya. Seperti yang rudi dan saya alami.hehehe makanya bukan surprise kalau kami adalah rombongan terakhir yang sampai di pos gunung putri :). (maklum pemula.hahaha)
Samapai di pos gunung putri akhirnya kami puaskan segala rasa haus, lapar, capek dan segalanya disini. D warung abah, makanan, terutama gorengan, ternyata tidak pernah lama terdiam karena begitu diangkat dari penggorengan langsung diserbu habis oleh orang-orang yang tampaknya kelaparan dan kedinginan. Saya salah satu diantaranya.hehehe
Walaupun udah sampai di pos gunung putri, cerita belum selesai karena seperti Igoy pernah sampaikan, doa kita bukanlah selamat sampai puncak tetapi selamat sampai kosan kembali. :) jadi satu lagi yang akan saya kenang dalam ekspedisi ini adalah proses kepulangan kami sampai di kosan. Pulang dari pos gunung putri sekitar pukul 19.00 kita menuju jalur tunggu kendaraan menuju puncak.
Jikalau semua berjalan sesuai dengan rencana, kami akan pulang dengan menggunakan bus ke arah jakarta kemudian turun di Ciawi dari Ciawi langsung menuju Dramaga,IPB. Tetapi rencana tinggallah rencana, karena ternyata Bus malam itu tidak ada yang lewat daerah situ (kalau ga salah namanya pasar Cipanas, tapi saya ga yakin karena lupa, pokoknya pasar terdekat dari pos gunung Putri deh.ehehe). awalnya kami tidak percaya karena yang memberitahukan adalah supir angkot dan dia sambil menawarkan diri untuk mengantarkan kami (modus banget kan.hahah) tapi setelah tanya ke polisi ternyata apa yang disampaikan oleh supir angkot tadi benar karena ramainya jalur puncak maka bus dilarang melewati jalur yang sedang kami tunggu ini.waduuuuuuhhh.
Diskusi mencari Mobil untuk Pulang
Menunggu beberapa jam sampai tertidur di pinggir jalan dengan berbantalkan carier akhirnya malaikat itu datang.hahaha. yuuupzz akhirnya ada mobil angkot ukuran APV yang bisa kami sewa untuk perjalanan pulang, tidak hanya sampai Ciawi tapi sampai Darmaga, IPB.wuuuh asyik kan.tapi bentar dulu,hehhe mobil yang akan membawa kita ini Cuma satu dan akan membawa 17 orang plus 17 carier.waooo ga bisa dibayangin kan sesaknya dalam angkot. Tapi itulah nikmatnya perjalanan pulang. Bergulat dengan rasa pegal dan kesemutan plus desak-desakan tempat dengan tumpukan carier.:) tapi karena rasa capekyang teramat sangat, perjalanan pulang terasa cepat sekali, karena saya tertidur lelap.hahahaha
Finally, ini adalah akhir dari kisah ekspedisi 2958 mdpl ini. Sekali lagi saya ucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman GURSAPALA Teknik Mesin dan Biosistem yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk bisa mengukir pengalaman ini.  GURSAPALA coszzzzzzzzzzz :)
"Super Team" expedisi 2958 mdpl

And the next mahameru semoga menjadi saksi pencapaian selanjutnya :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Kelengkapan Laboratorium Hingga Segitiga Ideal

Pernah kah anda menghitung harga satu lembar kertas tissue yang anda gunakan? Kalau belum, coba anda hitung dengan cara membagi harga tissue yang anda beli dengan jumlah helai kertas tissue yang didapatkan. (Ga ada kerjaan amat siih. Hehehe) Hari ini saya menghitung kertas tissue yang ada dalam foto di bawah ini: Kimtech Tissue Tahukah anda berapa harga per lembarnya? Harganya adalaaaahh (jreeeeng jreeng jreeeng) 170 KRW atau jika diasumsikan 1 KRW= 11 IDR maka harganya sama dengan Rp. 1.870,- Ya harganya segitu, jangan heran ya (entah karena kemahalan atau begitu murah, tapi bagi saya sih, Muahaal bingiiit) hehehe. Tissue ini adalah salah satu bahan “sepele” yang digunakan dalam keseharian kami beraktivitas di laboratorium. Kami mengunakannya untuk mengelap beberapa alat praktikum dan beberapa bahan uji yang membutuhkan pengeringan yang baik.Saya menemukannya baru ketika di negeri ini (korea .red), padahal dunia laboratorium bukan lah hal asing bagi saya di Indonesia.

Interstellar: Antara Scientific Film dan Ayat Alquran

Week end kemarin untuk pertama kalinya nonton film di bioskop di negeri ini (Korea .red ). Awalnya agak skeptic   dengan kemungkinan film yang ditonton, yakni kemungkinannya adalah kalau ga menarik isi filmnya maka bisa jadi film yang ditonton di dubbing dengan bahasa Korea.Hahaha, Kalau yang kemungkinan kedua ini terjadi maka failed banget dah nonton perdana saya di negeri ini.hahaha (Maklum hanya baru bisa bilang “gamsahamnida”, “arayo” dan “mulayo” doang. heuheuheu) Film yang saya tonton adalah Interstellar . Film ini menceritakan tentang perjalanan yang dilakukan ilmuwan-ilmuwan NASA menuju planet Mars dan bersinggungan dengan black hole atau sering disebut juga mesin antar waktu.   Mungkin film seperti ini bukanlah jenis film pertama yang menceritakan kehidupan dan kondisi alam di Mars dan di ruang antar galaxy tetapi film ini menjadi menarik karena di dalam nya digambarkan fenomena-fenomena fisika dengan beberapa kali menampilkan rumus dan teori relativitas waktu,

Surface Hardening

Untuk merefresh kembali materi kuliah ketika S1 dulu, saya ingi mengulang kembali beberapa materi yang mungkin nanti akan jadi makanan keseharian saya di laboratorium pengembangan paduan (Alloy Development) di Yeungnam University ini. Materi pertama yang ingin saya review adalah tentang proses pengerasan pada permukaan material. Beberapa hal yang menjadi alasan untuk melalkukan surface treatment diantaranya sebagai berikut : -        Menaikain ketahanan Aus -        Menaikkan kekerasan permukaan hingga sedalam 0,1 -0,5 mm -        Menambah ketahanan permukaan terhadap beban mekanis -        Memperbaiki ketahanan fatik Proses pengerasan pada material dapat dibagi menjadi 2 macam penggolongan yakni pengerasan secara termal/ selective heat treatment dan secara termokimia . Berikut adalah penjabaran dari masing-masing jenis pengerasan tersebut. A. Termal/Selective Heat Treatment Proses selective heat treatment dilakukan dengan beberapa prosedur yakni material ya