(Continued) setelah part II selesai di tenda, dimana malam dan tidur dengan sedikit basah-basahan..ini nih cerita sampai di puncak nya :)
setelah tertidur beberapa saat,
tidak dirasa jam sudah menunujkkan jam 03.00 WIB kami dibangunkan oleh tenda
sebelah (koi, robby dkk yang memang dapat tugas untuk mebangunkan). Kami bangun
sedini itu, untuk melanjutkan perjalanan ke puncak dengan harapan bisa melihat
sunrise di puncak gunung gede. Dengan catatan semua barang-barang di tinggal
di tenda. kami hanya membawa perlengkapan seperlunya saja.
Jam menunujukan pukul kurang
lebih 04.00 Waktu Surken :) .Berjalan di kegelapan malam dengan dinginnya suhu surya kencana
membuat perjalanan menjadi sangat “menarik”
di tambah lagi perjalanan kami menuju ke puncak bisa dikatakan salah jalur.
Bermaksud memotong jalur yang sudah ada di tengah-tengah, dimana jalur yang
sudah ada ini, sangat enak jalannya karena sudah dibuatkan semacam tangga dari
dasar surken ke puncak gunung, eeeehhh malah kami tidak menemukan jalur
tersebut, yang ada kita menelusuri jalur sendiri dengan kondisi yang sangat
menantang. Tersangkut di ranting-ranting dan pepohonan.hehehehe. nah tips dari
pengalamn ini adalah jangan pernah mencoba jalur baru yang kita belum tahu
jalurnya apalagi kalau dilaksanakan di malam hari karena kalau hanya
bermodalkan insting dan perasaan sulit untuk kita menemukan jalan yang terbaik.
Yang terbaik adalah ikuti jalur yang sudah ada, percaya deh itu merupakan jalur
terbaik yang memang harus kita lewati J
(tapi tetap sih jalur yang kita lewati menantang sehingga ada hal-hal lain diluar
dugaan yang sayang kalau dilewatkan memori fikiran ini, seperti copotnya
raincoat tio karena tersangkut di ranting-ranting, “sedikit” perdebatan
teman-teman di rombongan paling depan untuk meyakinkan jalan yang yang benar
dan terbaik sampai sempat terlintas fikiran-fikiran mistis.hahaha)
Berjalan sekitar satu jam,
akhirnya kami sampai di puncak gunung gede, sebuah daerah yang masih belum
terlihat jelas karena kami sampai di pagi buta dengan kondisi agak capai.
Karena jam sudah menunjukkan jam 05.00 lebih maka yang pertama saya lakukan
adalah mencari tetesan-tetesan embun untuk menyucikan diri dan sesegera mungkin
menunaikan sholat shubuh serta bersujud mensyukuri nikmat ini . inilah sujud
pertama kali saya di puncak sebuah gunung. Berharap selanjutnya puncak
gunung-gunung kembali menjadi saksi persujudan seorang hamba yang lemah ini.
Dataran Tertinggi gunung Gede (Puncak) |
Menanti terbitnya matahari kami
menyusuri puncak gunung gede hingga sampai di wilayah yangaman karena ada pagar
pembatas antara puncak dengan jurang pembatas kawah gunung gede. Disini kita
bernasis ria dengan berfoto-foto dengan segala ekspresi mulai dari sambil
mengibarkan bendera merah putih sampai “belagak cool” (pose galau) dengan muka
tidak menghadap kamera tetapi pandangan melihat landscape yang luas.heehehe
foto galau ala Ican |
Adi dengan Kibaran Sang Merah Putih |
Panorama Dari Puncak gunung Gede |
Sungai Awan yang terselingi Kabut |
Teriakan Kepuasan dan Syukur :) |
Pada saat matahari mulai terbit beuuuhhh moment berburu foto langsung jadi incaran, kalau dalam film 5 cm ada kata-kata samudera awan maka disini pun ada tetapi ga sampai lautan Cuma sungai awan.hehehe. karena memang tidak terlalu banyak dan sering diselingi kabut yang menghalangi pandangan. Tapi lumayan lah, menghilangkan rasa lelah dan kantuk selama 2 hari ini mendaki. Ini lah moment bagi saya semakin meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, sekaligus menaikan bulu kuduk karena ternyata jika di lihat dari atas, kita ini sangat kecil sekali, terlihat di kejauhan betapa rumah-rumah itu sangat kecil sehingga orang-orang yang berlalu lalang pun mustahil kelihatan, maka dalam fikiran saya terlintas betapa kecilnya saya ini, lalu mau nyombongin apa,saya ini.
Matahari semakin meninggi, kabut-kabut datang silih berganti, dari kejauhan camp-camp atau tenda-tenda di surken terlihat begitu kecil begitu pula gedung-gedung di kota Sukabumi, Cianjur dan bogor sangat kecil sekali ukurannya namun rasa dingin masih sangat berasa di telapak tangan saya. Beberapa jepretan kamera telah di dapatkan, bagi saya benar-benar mencapai puncak kepuasan dalam destinasi ini. Tapi bagi teman-teman GURSAPALA belum berakhir karena acara puncak ekspedisi ini baru di mulai.
Yuupppss di puncak gunung gede
inilah prosesi estafet perjuangan GURSAPALA dikukuhkan, dengan upacara yang khidmat dan menyanyikan
lagu Indonesia raya, kami mengiringi pelantikan 7anggota baru Gursapala dengan
komando dari Koi dengan “nomor induk” GP-020 sebgai ketua terpilih. Sebuah
ikrar pun terucap untuk selalu mencintai bangsa dan tanah air ini hingga terus
bejuang demi kemajuan GURSAPALA. Mantaappp. GURSAPALA.coozzzzssss
Koi,Ketua GURSAPALA terpilih |
Berdoa bersama menutup acara Pelantikan |
16 anggota Tim GURSAPALA |
Tradisi Lepas Baju |
Setelah puassss di puncak (tapi
ga sampai lemas ya, karena perjalanan masih berlanjut.) kami segera turun
kembali menuju base camp di surken dengan melalui jalan yang lurus dan
benar.hahahha (baca: jalur pendakian yang sudah ada). Ternyata benar saja, jika
dibandingkan dengan jalur dini hari tadi ketika kami lewati untuk sampai puncak
ternyata jalur ini lebih ringan karena telah dibuatkan tangga-tangga.
Hahhaha..nasib-nasib.
Sampai di base camp kita bersiap
berkemas untuk turun gunung dan mengisi perut dengan sarapan dan membuat bekal
ketika perjalanan. Sekalii lagiii kalau urusan masak, rekan saya nanda adalah
jagonya, disaaat yang lain memasak menu yang sama yakni ikan sarden, nanda
membuat sayur tahu,hmmmm mantep kali rasanya apalagi dimakan dengan suasana
yang dingin. Ohya terkait prosesi makan, saya salut dengan GURSAPALA,
kebersamaan nya sangat terbangun bahkan hingga sendok pun kita selalu berbagi
dan bagi saya itu lebih dari sekedar sebuah kepercayaan dan keakraban terhadap teman. Luar biasaaa :)
Selesai semua packing dengan man
of the match adalah faiz karena carier yang dia bawa adalah cerier paling penuh
sampai tinggi cariernya setengah badannya,tapi jangan tanya beratnya ya.hahahah
Perjalanan pulang rupanya sangat
berat bagi kami, terutama saya, faiz dan rudi karena kami belum punya banyak
fotofoto di surken.hahahha.akhirnya kami menjadi gelombang terakhir karena
harus membawa bukti ketika pulang untuk teman-teman yakni sebuah
foto.hahaha..akhirnya lami puaskan hasrat foto-foto kami.hehehehe
Puas berfoto jalan turun telah siap kami nikmati akhirnya kami pun setapak demi setapak menelusuri jalan menuju pos gunung putri kembali. Keluar dari area surken sekitar pukul 11.30 WIB kita berharap bisa menempuh perjalanan maksimal 5 jam.sesuai dengan estimasi Igoy, bahwa waktu tempuh turun biasanya 2/3 dari waktu kita mendaki. Dan alhasil alhamdulillah kita sampai juga di surken pukul 16.30. pukul 16.30 adalah gelombang terakhir karena yang tercepat yakni eris,sampai di pos gunung putri jam 15.00 WIB.gilaaa kan? Cuma 3,5 jam..dia lari sepertinya.hahaha
Suasana Di warung Abah Setelah tim lengkap dari turun gunung |
Nah, ketika turun ini, berdasarkan sharing saya dengan motivator perjalanan ini :) (baca: rudi ) yang berbincang-bincang dengan pendaki lainnya, dikatakan bahwa, ketika kita menuruni gunung pilihannya adalah 2, santai atau cepat, yang penting konstan agar tidak kecapaian di tengah jalan. Jadi kalau kita ingin cepat dan kondisi (fisik dan lingkungan) memungkinkan, trik eris mungkin bisa digunakan tetapi ketika kondisi tidak mendukung lebih baik jalan santai adalah pilihan kita. Sangat tidak dianjurkan dengan teknik lari di awal kemudian berjalan perlahan di tengah-tengah hingga akhir perjalanan karena ketika kita telah berhenti dengan teknik lari kemudian diikuti jalan biasa, maka rasa capek akan menyerang kita dengan begitu hebaaatnya. Seperti yang rudi dan saya alami.hehehe makanya bukan surprise kalau kami adalah rombongan terakhir yang sampai di pos gunung putri :). (maklum pemula.hahaha)
Samapai di pos gunung putri
akhirnya kami puaskan segala rasa haus, lapar, capek dan segalanya disini. D
warung abah, makanan, terutama gorengan, ternyata tidak pernah lama terdiam
karena begitu diangkat dari penggorengan langsung diserbu habis oleh
orang-orang yang tampaknya kelaparan dan kedinginan. Saya salah satu
diantaranya.hehehe
Walaupun udah sampai di pos
gunung putri, cerita belum selesai karena seperti Igoy pernah sampaikan, doa kita
bukanlah selamat sampai puncak tetapi
selamat sampai kosan kembali. :) jadi satu lagi yang akan saya kenang dalam
ekspedisi ini adalah proses kepulangan kami sampai di kosan. Pulang dari pos
gunung putri sekitar pukul 19.00 kita menuju jalur tunggu kendaraan menuju
puncak.
Jikalau semua berjalan sesuai
dengan rencana, kami akan pulang dengan menggunakan bus ke arah jakarta
kemudian turun di Ciawi dari Ciawi langsung menuju Dramaga,IPB. Tetapi rencana
tinggallah rencana, karena ternyata Bus malam itu tidak ada yang lewat daerah
situ (kalau ga salah namanya pasar Cipanas, tapi saya ga yakin karena lupa,
pokoknya pasar terdekat dari pos gunung Putri deh.ehehe). awalnya kami tidak
percaya karena yang memberitahukan adalah supir angkot dan dia sambil
menawarkan diri untuk mengantarkan kami (modus banget kan.hahah) tapi setelah
tanya ke polisi ternyata apa yang disampaikan oleh supir angkot tadi benar
karena ramainya jalur puncak maka bus dilarang melewati jalur yang sedang kami
tunggu ini.waduuuuuuhhh.
Diskusi mencari Mobil untuk Pulang |
Menunggu beberapa jam sampai
tertidur di pinggir jalan dengan berbantalkan carier akhirnya malaikat itu
datang.hahaha. yuuupzz akhirnya ada mobil angkot ukuran APV yang bisa kami sewa
untuk perjalanan pulang, tidak hanya sampai Ciawi tapi sampai Darmaga,
IPB.wuuuh asyik kan.tapi bentar dulu,hehhe mobil yang akan membawa kita ini Cuma
satu dan akan membawa 17 orang plus 17 carier.waooo ga bisa dibayangin kan
sesaknya dalam angkot. Tapi itulah nikmatnya perjalanan pulang. Bergulat dengan
rasa pegal dan kesemutan plus desak-desakan tempat dengan tumpukan carier.:)
tapi karena rasa capekyang teramat sangat, perjalanan pulang terasa cepat
sekali, karena saya tertidur lelap.hahahaha
Finally, ini adalah akhir dari
kisah ekspedisi 2958 mdpl ini. Sekali lagi saya ucapkan banyak terimakasih
kepada teman-teman GURSAPALA Teknik Mesin dan Biosistem yang telah memberikan
kesempatan bagi saya untuk bisa mengukir pengalaman ini. GURSAPALA coszzzzzzzzzzz :)
And the next mahameru semoga menjadi saksi pencapaian selanjutnya :)
Komentar
Posting Komentar